Citra terbaru dua satelit mini milik Pluto, Nix & Hydra. Kredit: NASA/JHUAPL/SWRI |
Nix dan Hydra diketahui keberadaannya mengelilingi Pluto sejak tahun 2005, ketika para astronom dengan Pluto Companion Search Team mengobservasi dua satelit kecil ini menggunakan Teleskop Antariksa Hubble.
Namun saat pertama kali diobservasi pada tahun 2005, kenampakan Nix dan Hydra hanya seperti dua titik kecil saja. Dan 10 tahun berselang, kini citra keduanya jauh lebih baik dari hanya sekadar dua titik. New Horizons telah mengungkap bentuk keduanya.
Perbandingan ukuran Pluto dan satelit-satelit alaminya; Charon, Nix dan Hydra. Kredit: Alan Stern |
Secara umum, Nix berwarna abu-abu netral tapi ada area yang memiliki warna merah seperti tinta dan berbentuk seperti pola ingkaran yang diperkirakan adalah kawah. Seperti apa area berwarna merah itu akan lebih jelas setelah tim New Horizons selesai mengunduh data dari New Horizons.
Sementara itu, Hydra memiliki panjang 55 km dan lebar 40 km. Hydra setidaknya memiliki 2 kawah di mana salah satunya ada dalam bayangan. Bagian atas Hydra tampak lebih gelap dari bagian lainnya dan ini menunjukkan adanya perbedaan komposisi permukaan di area tersebut.
Proses terbentuknya satelit alami Pluto, Charon. KBO = Kuiper Belt Object. Kredit: Wikipedia |
Sebuah skenario yang sama dalam terbentuknya Bulan, saat Bumi ditrabak objek alam semesta lain dan debrisnya menyatu karena gravitasi menjadi bulatan yang kita sebut Bulan hari ini.
Dalam kasus Pluto, sebagian besar debris membentuk Charon, dan sisa-sisa debrisnya menjadi satelit-satelit kecilnya, Nix, Hydra, Styx dan Kerberos. Ukuran empat satelit lain selain Charon ini terlalu kecil untuk membentuk diri mereka menjadi bulat seperti Charon, maka dari itu bentuknya tidak teratur seperti citra Nix dan Hydra di atas.
Sekarang kita telah melihat tiga dari lima satelit alami Pluto. Citra satelit alami Pluto lainnya, Styx dan Kerberos, akan diterima stasiun pemantau New Horizons di Bumi selambat-lambatnya pada pertengahan Oktober.