Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Badai Matahari Meletup pada Kamis 11 September 2014, Bumi Aman

Pagi Tadi, Badai Matahari Meletup dan Mengarah ke Bumi
Pagi Tadi, Badai Matahari Meletup dan Mengarah ke Bumi
Lontaran partikel bermuatan dari Matahari. Kredit: NASA
Info Astronomy - Matahari kembali beraksi. Pagi ini, 11 September 2014, Matahari meletupkan partikel bermuatan ke arah Bumi.

Partikel tersebut merupakan arus partikel elektron dan proton. Biasa disebut Badai Matahari, partikel bermuatan ini diperkirakan sampai di Bumi pada Sabtu, 13 September 2014 mendatang.

Badai Matahari yang tergolong besar (kelas X1,6) meletup tadi pagi pukul 00:46 WIB dan langsung mengarah ke Bumi.

Letupan badai Matahari tersebut bergerak dengan kecepatan sekitar 3.750 kilometer per detiknya. Namun demikian, badai Matahari ini tidak akan berdampak negatif bagi Bumi.

Menurut astronom sekaligus peneliti Muhammad Ma'rufin Sudibyo, meski tergolong besar, namun dalam aras praktis badai ini masih terlalu kecil untuk bisa menghasilkan gangguan listrik, komunikasi dan satelit.

Menurutnya pula, hanya badai Matahari besar dengan kelas melebihi X10 yang mampu menciptakan dampak seperti itu

Apa dampak Badai Matahari untuk Bumi?
Dampak yang pasti timbul dengan adanya serangan badai Matahari ini adalah kemunculan aurora di kedua kutub Bumi.

Bumi ini bagaikan magnet yang berukuran sangat besar, dengan kutub-kutub magnetnya hampir berdekatan dengan kutub geografis Bumi.

Sehingga Bumi ini dilapisi oleh medan magnet (magnetosfer) yang berbentuk sebuah perisai yang mirip dengan buah apel, di mana Bumi berada pada inti buahnya dan magnetosfer berada pada kulit buah apel.

Magnetosfer ini terdiri dari beberapa lapisan, dengan lapisan terbawahnya, sabuk radiasi van allen yang berada di sekitar ekuator (khatulistuwa).

Layaknya sebuah perisai, magnetosfer dan sabuk van allen melindungi Bumi dari terpaan partikel angin Matahari.

Ketika angin Matahari menerpa magnetosfer, partikel-partikel angin Matahari dibelokkan dan tertarik menuju kutub medan magnet Bumi.

Semakin tinggi energi partikel, maka semakin dalam lapisan magnetosfer yang berhasil ditembus olehnya. Aliran partikel yang tertarik ke kutub medan magnet bumi akan bertumbukan dengan atom-atom yang ada di atmosfer.

Energi yang dilepaskan akibat reaksi dari proton dan elektron yang bersinggungan dengan atom-atom di atmosfer, dapat dilihat secara visual melalui pendar cahaya yang berwarna-warni di langit, atau yang kita kenal sebagai Aurora.

Di kutub utara bumi, aurora ini disebut sebagai aurora borealis, dan di kutub selatan, disebut sebagai aurora australis. Yup, aurora tidak muncul di khatulistiwa, termasuk di Indonesia, secara ilmiah.

Jadi, jangan percaya kalau Badai Matahari akan membakar Bumi ya! Sang Pencipta sudah memberikan pelindung untuk Bumi kita sehingga kita aman.

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.