Awan Metana Muncul di Langit Satelit Alami Terbesar Milik Saturnus

Perbedaan danau di Titan dan danau di Bumi. Kredit: NASA

Info Astronomy - Selama rentang waktu 20 hingga 22 Juli 2014, wahana antariksa Cassini --yang mengorbit Planet Saturnus sejak tahun 2004-- merekam munculnya awan metana di atmosfer Titan.

Titan merupakan salah satu satelit alami milik Planet Saturnus. Titan juga merupakan satelit alami yang terbesar milik planet cincin ini.

Cassini berhasil melacak sistem awan yang berkembang, kemudian menghilang di atas laut metana di atmosfer Titan. Para ilmuwan menyebut laut metana di Titan tersebut sebagai Ligeia Mare.

Menurut para ilmuwan yang melacak dan memelajari sistem awan yang terbentuk di Titan ini, kecepatan angin di sana adalah 3 hingga 4,5 meter per detik.

Pergerakan awan di Titan. Kredit: NASA/Caltech

Titan lebih besar dari planet Merkurius, dan merupakan satu-satunya satelit alami di tata surya kita yang memiliki atmosfer tebal.

Seperti atmosfer Bumi, atmosfer di Titan sebagian besar nitrogen. Tidak seperti Bumi, Titan tidak ramah kepada kehidupan (manusia) karena kurangnya oksigen dan suhu permukaan yang sangat dingin (-183 derajat Celsius). Seiring dengan nitrogen, atmosfer Titan mengandung sejumlah besar metana.

Adakah kehidupan di sana?
Harus kita koreksi pemahaman kita tentang kehidupan luar Bumi. Kehidupan luar Bumi tidak melulu kehidupan yang cerdas, berakal dan mirip manusia.

Bisa saja kehidupan tersebut adalah tumbuhan atau hewan-hewan air, atau bahkan hanya mikroba. Kehidupan kompleks semacam ini mungkin ada di Titan.

Seperti dilansir National Geographic News, Titan mungkin mendukung kehidupan yang ekstrim di dalamnya. Kehidupan yang tidak membutuhkan air untuk hidup.

Ini masih menjadi misteri. Kemunculan awan di Titan ini bisa menjadi langkah awal para astronom untuk mengungkap dan memelajari misteri yang ada di sana.