Foto komet C/214 E2 Jacques. Kredit: NASA, ESA, Hubble |
Sayangnya, saat jarak terdekatnya dengan Matahari atau yang disebut perihelion pada 3 Juli 2014 pukul 00:00 WIB mendatang seluruh wilayah Indonesia tidak dapat mengamatinya karena sudah tengah malam.
Selain itu, komet Jacques akan mencapai titik tertinggi di langit pada siang hari dan hanya akan 1° di bawah cakrawala saat fajar.
Komet Jacques ditemukan oleh Cristovao Jacques, Eduardo Pimentel dan Joao Ribeiro di Observatorium SONEAR di Oliveira, Brazil tanggal 13 Maret 2014 menggunakan teleskop reflektor berukuran 0,45 m dan f/2,9 dilengkapi CCD.
Setelah kunjungan perdananya kali, komet Jaquest tidak akan pernah kembali lagi ke Bumi, ia akan terus begerak lurus menuju ruang antah-berantah.
Komet Jacques sama seperti komet-komet lainnya, yakni ia berasal dari Awan Oort di wilayah 'luar' tata surya kita. Gangguan gravitasi Matahari menariknya hingga ia akan berdekatan dengan Sang Surya.
Per tanggal 22 Juni 2014, komet ini berada di deklinasi +17°04'23" dengan magnitudo +10 sehingga masih sulit dilihat dengan mata telanjang.
Diperkirakan komet ini hanya akan mencapai kecerlangan (magnitudo) +9 pada saat perihelion sehingga bagi siapapun yang ingin melihatnya diharuskan menggunakan teleskop.