Galaksi Arp 118, salah satu galaksi kerdil tentangga Bima Sakti. Terletak 420 juta tahun cahaya dari Bumi. Kredit: NASA |
Teori ini mengatakan bahwa galaksi kerdil pengiring Bima Sakti dan Andromeda berperilaku dengan cara tertentu, yakni galaksi akan terbentuk dalam lingkaran cahaya materi gelap, didistribusikan secara luas dan harus bergerak dalam arah acak.
"Model memperkirakan bahwa galaksi kerdil harus terbentuk di dalam gumpalan kecil materi gelap dan bahwa gumpalan tersebut harus didistribusikan secara acak dari galaksi induknya," kata Prof David Merritt dari Rochester Institute of Technology, asisten penulis studi di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
"Tapi apa yang diamati sangat berbeda. Galaksi-galaksi kerdil milik Bima Sakti dan Andromeda terlihat berputar dan membentuk piringan yang tipis dan besar."
Di Bima Sakti, galaksi kerdil pengiringnya bernama Awan Magellan. Sedangkan di Andromeda, galaksi kerdil yang mengorbitnya dinamakan Great Plane of Andromeda.
"Kami melihat galaksi kerdil ternyata membentuk piringan galaksi yang besar dan bergerak ke arah yang sama dalam piringan tersebut seperti planet-planet di tata surya kita bergerak dalam satu arah mengelilingi matahari. Itu tak terduga dan bisa menjadi masalah yang nyata," tambah Dr Pawlowski.
"Model standar galaksi kerdil berisi berbagai materi seperti diduga sebagai materi gelap dan energi gelap yang diperkenalkan karena model itu tidak konsisten dengan pengamatan," kata rekan penulis studi Dr Benoit Famaey dari University of Strasbourg, Perancis.
Para ilmuwan akan terus mempelajari galaksi kerdil yang bergelombang dan studi ini merupakan petunjuk yang mereka dapat dalam mengungkapkan tentang pembentukan galaksi.