Citra Pluto dan 5 satelit alaminya termasuk Charon. Kredit: NASA, ESA, Hubble |
Dengan penemuan dua satelit alami Pluto lainnya (Nix dan Hydra), Charon kini disebut Pluto I. Misi wahana antariksa New Horizons dijadwalkan sampai di Charon dan Pluto pada Juli 2015.
Charon ditemukan oleh astronom James Christy melalui fasilitas Observatorium Navas Amerika Serikat. Penemuannya cukup unik, Christy menemukannya ketika ia memeriksa gambar Pluto yang diperbesar.
Christy menyadari bahwa ada bagian kecil yang menonjol pada waktu tertentu. Charon awalnya disebut S/1978 P1. Pada 24 Juni 1978, Christy mengusulkan nama Charon.
Charon memiliki diameter sebesar 1.207 km, sekitar setengah dari diameter Pluto, dengan luas permukaan sebesar 4.580.000 km².
Ilustrasi pemandangan dari permukaan Pluto. Obyek bulat besar di langit adalah Charon. Kredit: NASA |
Yang unik dari Charon karena diameternya setengah diameter Pluto. Satelit alam lain dalam sistem Tata Surya tidak ada yang memiliki perbandingan seperti Pluto dan Charon.
Orbit Charon mengelilingi Pluto membutuhkan waktu 6,4 hari Bumi, dan satu rotasi Pluto juga membutuhkan 6,4 hari Bumi.
Ini berarti Charon diam di lokasi langit yang sama jika dilihat dari permukaan Pluto, dan sisi yang sama dari Charon selalu menghadapi Pluto, sebuah fenomena yang dikenal sebagai tidal locking.