Peta gerhana Matahari Sebagian 29 April 2014. Yang diarsir adalah lokasi pengamatan. Kredit: Ma'rufin Sudibyo |
Sebagai akibatnya maka pancaran sinar Matahari yang menuju ke Bumi sedikit terblokir oleh Bulan. Maka dari itu gerhana Matahari selalu terjadi di kala siang hari.
Karena ukuran Bulan jauh lebih kecil ketimbang Bumi, maka pemblokiran tersebut tidak merata di sekujur bagian permukaan Bumi yang sedang terpapar sinar Matahari pada saat itu, melainkan hanya di sektor-sektor tertentu bergantung pada geometri orbit Bulan saat itu.
Dan pemblokiran tersebut tak berlangsung efektif sehingga Bulan seakan-akan nampak kekecilan di kala puncak gerhana.
Maka saat puncak gerhana terjadi, Bumi masih akan menyaksikan secuil cakram Matahari menyembul di sekeliling bundaran Bulan yang gelap yang mengesankan sebagai lingkaran bercahaya mirip cincin. Karena itu gerhana Matahari ini disebut sebagai Gerhana Matahari Cincin (anular).
Gerhana Matahari Cincin 29 April 2014 unik, karena tak seperti umumnya gerhana sejenis, ia bersifat non-sentral. Sehingga tidak terdapat zona (lintasan) umbra yang terlukis di permukaan Bumi.
Gerhana Matahari Cincin 29 April 2014 unik, karena tak seperti umumnya gerhana sejenis, ia bersifat non-sentral. Sehingga tidak terdapat zona (lintasan) umbra yang terlukis di permukaan Bumi.
Bentuk cincin tersebut hanya akan bisa disaksikan di satu titik, yakni di daratan kutub selatan (Antartika) di sekitar koordinat 70,7 LS 131,15 BT.
Di titik tersebut Gerhana Matahari Cincin akan mencapai puncaknya pada pukul 13:03 WIB dengan magnitudo gerhana (yakni luas bagian Matahari yang tertutupi cakram Bulan dibandingkan dengan luas bundaran Matahari keseluruhan) secara teoritis mencapai 98,68 %.
Sehingga hanya 1,32 % bagian Matahari yang masih terlihat. Situasi ini akan menyebabkan kecerlangan Matahari menurun hingga 4,7 magnitudo, dari yang semula memiliki magnitudo semu -26,7 menjadi -22 di kala puncak gerhana.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, pada saat puncak gerhana Matahari terjadi di koordinat 70,7 LS 131,15 BT maka Matahari akan 77 kali lebih redup dibanding normal. Meski harus digarisbawahi bahwa peredupan ini hanya berlangsung untuk sesaat.
Di luar titik koordinat 70,7 LS 131,15 BT, Gerhana Matahari ini hanya akan nampak sebagai gerhana sebagian.
Wilayah gerhana meliputi perairan Samudera Atlantik bagian selatan dan Samudera Hindia sebelah selatan serta seluruh daratan Australia dan (sebagian kecil) daratan Indonesia.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Daratan Indonesia yang tercakup ke dalam wilayah gerhana hanyalah (sebagian) pulau Jawa, Bali dan (sebagian besar) kepulauan Nusa Tenggara.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Daratan Indonesia yang tercakup ke dalam wilayah gerhana hanyalah (sebagian) pulau Jawa, Bali dan (sebagian besar) kepulauan Nusa Tenggara.
Secara administratif terdapat 62 kabupaten/kota yang berada dalam wilayah gerhana ini, yang tersebar di enam propinsi masing-masing Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Magnitudo gerhana di Indonesia bervariasi mulai dari yang terkecil bernilai mendekati 0% di Pasuruan, Jawa Timur hingga yang terbesar bernilai 7,6 % di Baa, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Durasi gerhana pun bervariasi mulai dari sependek 5 menit (di Pasuruan) hingga sepanjang 64 menit (di Baa).
Berikut adalah tabel waktu, durasi dan magnitudo gerhana di masing-masing dari 62 kabupaten/kota tersebut.
Berikut adalah tabel waktu, durasi dan magnitudo gerhana di masing-masing dari 62 kabupaten/kota tersebut.
Informasi ini dijabarkan oleh Muh. Marufin Sudibyo pada blog pribadinya. Yang dimuat Info Astronomy adalah bagian terpentingnya saja.