 |
| Komet dan Bulan. Kredit: SPACE |
Ketiga komet tersebut adalah komet Pan-STARRS (C/2012 K1), komet Oukaimeden (C/2013 V5) dan komet LINEAR (209P). Ketiganya bakal muncul bergantian.
Komet Pan-STARRS (C/2012 K1)
Setahun yang lalu, 10 Maret 2013, juga ada komet Pan-STARRS (C/2011 L4). Tahun lalu komet ini menjadi komet yang paling sering diamati oleh manusia. Apakah Anda juga mengamatinya saat itu?
Sama halnya dengan Pan-STARRS (C/2011 L4), komet Pan-STARRS (C/2012 K1) juga ditemukan di tempat yang sama. Yakni di sistem pemantau langit Pan-STARRS (Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System) di Hawaii.
Komet C/2012 K1 ditemukan pada tanggal 19 Mei 2012 dan diprediksikan akan mencapai puncak kecemerlangannya pada pertengahan Oktober 2014 dengan magnitudo semu +6. Cukup redup untuk mata telanjang.
Komet Oukaimeden (C/2013 V5)
Sementara itu komet Oukaimeden (C/2013 V5) baru saja ditemukan pada tanggal 12 November 2013 di Observatorium Oukaimeden di Maroko.
Diperkirakan saat puncak kecemerlangannya, komet ini akan mencapai magnitudo semu +5,5 pada pertengahan September 2014 mendatang.
Yang menarik dari komet Oukaimeden ini adalah, komet ini menjadi salah satu benda langit yang ditemukan lewat fasilitas observatorium Muslim.
Komet LINEAR (209P)
Komet LINEAR (209P) merupakan komet periodik yang ditemukan pada 3 Februari 2004 oleh sistem pemantauan langit LINEAR di Arizona, Amerika Serikat.
Komet ini beredar mengelilingi Matahari dengan periode 5,1 tahun. Perihelionnya tahun ini adalah pada 6 Mei 2014. Dan berada pada jarak terdekat dengan Bumi pada 29 Mei 2014 pada 8,3 juta kilometer.
Ini sepertinya akan menjadi yang paling spektakuler daripada yang lain. Sebab, komet LINEAR (209P) diprediksi akan menciptakan hujan meteor baru nan besar di langit Bumi.
Hujan meteor tersebut dinamakan Camelopadalid. Hujan meteor ini terjadi saat Bumi melintas di area yang sebelumnya dilintasi komet LINEAR (209P).
Dalam setiap lintasannya, komet ini menghamburkan remah-remah (debris) di sepanjang orbitnya berupa debu dan bongkahan batu dengan ukuran beragam. Saat Bumi melintasinya, debris ini akan masuk ke atmosfer, terbakar, dan jadilah meteor.
Diprediksi sepanjang tahun 2014 ini seluruh debris berada pada area yang sama yang juga dilintasi Bumi selama orbitnya mengelilingi Matahari kita.
Hujan meteor yang tercipta seolah muncul dari rasi bintang Camelopardalis sehingga dinamakan hujan meteor Camelopardalid. Mencapai puncaknya pada 24 Mei 2014 dengan intensitas 100-400 meteor per jam!
Referensi: Majalah Bima Sakti edisi 12/II/2014