Ilustrasi asteroid bercincin bernama Chariklo. Kredit: Alliance-Dpa |
Benda langit bernama Chariklo itu mengitari Matahari di dalam orbit antara Saturnus dan Uranus, berjarak lebih dari satu miliar kilometer dari Bumi.
"Cincin ini akan menyibukkan dunia fisika untuk beberapa tahun ke depan," tutur Colin Snodgrass dari Max Planck Institute untuk Penelitian Tata Surya di Göttingen, Jerman.
Untuk proyek tersebut ia menganalisa citra langit yang dibuat di Observatorium La-Silla milik Europan Southern Observatory (ESO) di Chile.
Selama berbulan-bulan Snodgrass dan belasan astronom dari belahan Bumi lain mengamati pergerakan Chariklo. Awalnya mereka cuma ingin mengukur diameter batu langit tersebut dan dengan sedikit keberuntungan, menghitung kecepatan rotasinya.
Ilustrasi pemandangan dari permukaan asteroid Chariklo. Kredit: Alliance-Dpa |
Pada 3 Juni 2013, para astronom di tujuh lokasi yang berbeda di Chile, Brazil, Uruguay dan Argentina, mengamati Chariklo ketika melintasi Matahari. Mereka berharap, kedipan cahaya Matahari yang disebabkan oleh asteorid tersebut bisa mengungkap besar Chariklo dan bentuknya.
Para ilmuwan akhirnya menemukan sesuatu yang sama sekali berbeda. Ketika menganalisa kedipan cahaya selama periode okultasi, mereka melihat dua cincin padat mengitari Chariklo.
Selama ini cuma planet raksasa seperti Saturnus, Jupiter, Uranus dan Neptunus saja yang diketahui memiliki cincin kosmik.
"Kami tidak mencari cincin karena kami tidak berpikir benda langit kecil seperti Chariklo memilikinya," tutur astronomer Brasil, Felipe Braga-Ribas. "Penemuan ini adalah kejutan besar."
Ilustrasi pemandangan cincin Chariklo dari dekat. Kredit: Alliance-Dpa |
Cincin terluar Chariklo nyaris kasat mata. Hal itu biasanya disebabkan oleh efek gravitasi satelit alami (bulan) yang mengorbit pada planet.
"Kemungkinan besar Chariklo punya sedikitinya satu bulan kecil yang belum ditemukan," kata Braga-Ribas.
Cincin terdalam Chariklo diperkirakan memiliki lebar 7 kilometer dan cincin terluar 3 kilometer. Kedua cincin dipisahkan oleh celah selebar 9 kilometer.
Cincin terdalam Chariklo diperkirakan memiliki lebar 7 kilometer dan cincin terluar 3 kilometer. Kedua cincin dipisahkan oleh celah selebar 9 kilometer.
"Sangat luar biasa bahwa kami tidak cuma mampu mendeteksi cincin kosmik saja, melainkan juga mengamati adanya dua cincin yang berbeda," kata astronom, Uffe Grae Jorgensen dari University of Copenhagen di Denmark.
Sejauh ini ilmuwan belum bisa mengungkap asal usul cincin yang mengitari Chariklo. Diduga, cincin tersebut terbentuk setelah benda langit lain menabrak Chariklo dan membentuk cincin debu dan partikel es.
Sejauh ini ilmuwan belum bisa mengungkap asal usul cincin yang mengitari Chariklo. Diduga, cincin tersebut terbentuk setelah benda langit lain menabrak Chariklo dan membentuk cincin debu dan partikel es.