Bukan citra sebenarnya/Ilustrasi planet asing dengan air. Kredit: NASA |
Kemajuan dalam teknik yang digunakan untuk memindai atmosfer "Hot Jupiter" ini dapat membantu para ilmuwan menentukan berapa banyak dari miliaran planet di Bima Sakti yang mengandung air seperti Bumi.
Planet ekstrasurya ini bernama Tau Boötis b, ditemukan pada tahun 1996. Planet ini berjarak sekitar 51 tahun cahaya dari Bumi, Tau Boötis b adalah salah satu planet ekstrasurya yang diketahui dekat dengan Bumi.
Planet ini dianggap sebagai "Hot Jupiter" karena merupakan planet gas raksasa yang mengorbit dekat dengan bintang induknya, sehingga memiliki permukaan yang panas.
Untuk menganalisis atmosfer di planet Tau Boötis b, ilmuwan melihat cahaya samarnya. Berbagai jenis molekul memancarkan panjang gelombang cahaya yang berbeda, sehingga jejak-jejak yang dikenal sebagai spektrum dapat mengungkapkan dan mengidentifikasi kandungan kimia.
"Informasi yang kami dapatkan dari spektrograf adalah seperti mendengarkan kinerja orkestra, Anda akan mendengar semua musik bersama-sama," kata peneliti studi Alexandra Lockwood, seorang mahasiswa pascasarjana di Caltech dalam sebuah pernyataan.
"Tetapi jika Anda mendengarkan dengan seksama, Anda dapat mendengar bunyi terompet, biola atau cello."
"Dengan teleskop, Anda melihat semua cahaya secara bersamaan, tapi spektograf memungkinkan Anda untuk memilih bagian yang berbeda, seperti panjang gelombang cahaya ini berarti bahwa ada natrium, atau yang satu ini berarti ada air," tambah Lockwood.
Para ilmuwan telah menggunakan analisis spektografik untuk menemukan tanda-tanda air di planet asing lain sebelumnya, tapi hanya jika planet-planet ini melintas di depan bintang induknya (transit).
Tau Boötis b tidak transit di depan bintang induknya dari sudut pandang kita di Bumi, tapi Lockwood dan rekannya mampu mengeluarkan cahaya lemah yang dipancarkan oleh planet menggunakan Near Infrared Echelle Spectrograph (NIRSPEC) di Observatorium Keck di Hawaii.
Para peneliti sebelumnya menggunakan teknik yang sama untuk menemukan karbon monoksida di sekitar Tau Boötis b. Senyawa yang dianggap gas kedua paling umum di atmosfer "Hot Jupiter", setelah hidrogen.
Teknik spektografik saat ini terbatas pada planet-planet besar yang mengorbit dekat dengan bintang terang, seperti "Hot Jupiter", tetapi hal ini juga bisa digunakan untuk mempelajari "Bumi Super" (planet yang sedikit lebih besar dari Bumi).
Selain Bumi Super, juga planet dalam "zona layak dihuni" di sekitar bintang induknya, di mana air cair dan mungkin kehidupan seperti yang kita tahu bisa benar-benar ada.
"Teleskop masa depan seperti teleskop James Webb dan teleskop Thirty Meter Telescope (TMT) akan memungkinkan kita untuk memeriksa planet jauh yang lebih dingin dan mengorbit lebih jauh dari bintang induknya di mana air cair mungkin ada," kata Lockwood.
Para astronom menemukan bukti pertama dari sebuah planet ekstrasurya pada tahun 1992. Sejak itu, lebih dari 1000 planet ekstrasurya telah ditemukan di luar sistem tata surya kita, dan masih banyak lagi kandidat planet ekstrasurya yang menunggu untuk dikonfirmasi.
Temuan ini secara rinci dapat anda baca di Astrophysical Journal Letters. Hasilnya juga tersedia secara bebas di layanan Arxiv.