Komet-komet yang bakal melewati Merkurius. Kredit: NASA |
"Ini adalah kebetulan yang unik," kata Ron Vervack astronom di Johns Hopkins University dan anggota tim sains untuk wahana MESSENGER milik NASA, "Dan ini kesempatan emas untuk mempelajari dua komet yang lewat dekat dengan Matahari."
Pada 18 November, komet Encke akan melintas dalam ketinggian 0,025 SA dari Merkurius, diikuti sehari kemudian oleh komet ISON pada ketinggian 0,24 SA (1 SA adalah jarak antara matahari dan Bumi, 150 juta km).
Wahana MESSENGER milik NASA yang saat ini mengorbit Merkurius, akan merubah sensornya ke arah komet yang lewat untuk penyelidikan dan penelitian dari keduanya.
MESSENGER dirancang untuk mempelajari Merkurius, bukan komet, "Kami berharap untuk mendapatkan beberapa data yang besar." harap Vervack.
Komet ISON sudah menjadi favorit pemberitaan media. Para astronom telah melacaknya sejak September 2012 ketika ditemukan pada lintasan yang akan membawanya makin mendekati Matahari.
Pada 28 November 2013, Hari Thanksgiving di Amerika Serikat, komet ISON akan melewati atmosfer Matahari dengan ketinggian lebih dari satu juta kilometer di atas permukaan Matahari.
Jika es komet bertahan, ISON bisa muncul sebagai objek mata telanjang terindah bagi pengamat di belahan Bumi Utara, termasuk Indonesia.
Komet Encke kurang dikenal, tapi tak kalah menarik. Ia adalah "pembuat" hujan meteor Taurid, yang sudah terjadi pada awal-awal November ini.