Ilustrasi komet ISON saat perihelion. Kredit: NASA |
Komet ISON, secara mengejutkan menjadi begitu cemerlang saat ini. Hal ini dikarenakan komet ISON meledak, jaraknya dari Bumi saat ini adalah 99 juta kilometer.
Secara harifah, komet ISON begitu cemerlang
Komet ISON sekarang berada dalam ledakan penuh, menjadi berkali-kali lebih cemerlang daripada beberapa hari sebelumnya.
Para astronom mengukur kecerahan objek di langit malam sebagai magnitudonya, di mana semakin terang suatu obyek maka semakin rendah angka magnitudonya.
Jika ingin mengamati komet ISON, bangun lah pukul 4:45 waktu setempat. Amati langit Timur. Jika langit cerah, dalam hal ini tidak berawan dan bebas polusi, maka komet ISON akan mudah teramati.
Magnitudonya saat ini adalah +5, sedangkan batas pengamatan mata telanjang adalah +6,5. Maka komet ISON sudah bisa diamati tanpa bantuan teleskop.
Ledakan komet ISON
Ledakan ini tidak sepenuhnya menghancurkan komet ISON, justru adanya semburan dari inti komet yang membuatnya memiliki dua ekor.
Jadi, apakah pasca ledakan komet ISON bisa bertahan sampai ia mencapai titik terdekat dengan Matahari (dalam astronomi disebut perihelion) pada 28 November 2013?
"Entah secara kebetulan atau tidak, kami berhasil menangkap citra komet ISON pada puncak ledakan. Saya ragu jika ia bisa bertahan tapi masih ada kemungkinan terbaik," John Bortle, pengamat komet NASA.
Seperti apa kenampakan komet ISON?
Masih banyak yang salah (atau tidak tahu) tentang kenampakan komet, khususnya masyarakat Indonesia. Kebanyakan menganggap komet "melintas" di langit, melintas di sini seperti meteor.
Sekarang, silakan bedakan antara komet dan meteor. Meteor kenampakannya adalah bergerak yang begitu cepat sehingga sulit untuk dideteksi jika tidak sabaran.
Sedangkan komet, ia tidak bergerak cepat (di langit). Komet akan diam saja di langit mengikuti rotasi Bumi. Ini dikarenakan ia mengelilingi Matahari, bukan Bumi.
Ikuti perkembangan topik Komet ISON di link ini.