Kiri: M65 sebelum adanya supernova. Kanan: M65 saat terjadinya supernova, yang ditandai dengan garis merah. Kredit: Astronomy.com |
Menurut astronom amatir Agung Laksana dari Majalah Bima Sakti Edisi 8, supernova ini berasal dari bintang tua yang tidak kuat menahan gaya gravitasinya sendiri sehingga runtuh menjadi bintang neutron yang amat kecil dan padat.
Adalah M. Sugano, pria asal Jepang yang pertama kali mendeteksi supernova yang diberi nama SN 2013am ini pada 21 Maret 2013. Supernova terjadi di lengan galaksi spiral M65 (Messier 65) yang berjarak 35 juta tahun cahaya dari Bumi.
Galaksi M65 sendiri ditemukan oleh astronom Charles Messier pada 1780 di konstelasi Leo. M65 dikenal sebagai galaksi yang memiliki konsentrasi debu dan gas yang rendah, dengan perbandingan bintang tua terhadap bintang muda relatif tinggi.
Supernova merupakan peristiwa meledaknya bintang dalam sebuah galaksi sehingga memancarkan energi sangat besar. Supernova juga menandai berakhirnya masa hidup bintang untuk kemudian bertransformasi menjadi bintang eksotik ataupun lenyap.
Bintang yang mengalami supernova akan melonjak kecerlangannya jutaan kali lipat daripada saat ia masih hidup yang bertahan hingga beberapa bulan kemudian.
Spektrum SN 2013am ini mirip spektrum bintang P Cygni, mengindikasikan bintang pendahulu SN 2013am adalah bintang maharaksasa (supergiant). Dengan demikian, supernova ini menghasilkan lubang hitam.
Yang menarik adalah, karena supernova SN 2013am ini terjadi di galaksi M65 yang berjarak 35 juta tahun cahaya, berarti lubang hitam dari supernova ini telah hadir di alam semesta sejak 35 juta tahun terakhir.
Referensi: Majalah Bima Sakti 8/I/2013 - Agung Laksana