Roket 2F milik China baru saja meluncur dari Jiuquan Satellite Launch Center. Kredit: CCTV |
Tiga astronot China itu adalah Komandan Nie Haisheng dan dua krunya, Zhang Xiaoguang dan Wang Yaping. Mereka dijadwalkan berada di orbit stasiun luar angkasa Tiangong 1 selama dua pekan.
Wang Yaping merupakan astronot wanita China kedua. Dalam misi tersebut, Wang akan memberikan kuliah pertama dari luar angkasa kepada siswanya yang berada di Bumi.
"Saya akan mendemonstrasikan beberapa percobaan ilmu fisika di lingkungan bergravitasi," ungkap wanita berusia 33 tahun itu dalam konferensi pers pra-peluncuran kru, Senin (10/6). "Kita semua adalah siswa di alam semesta dan saya pikir kami akan belajar bersama-sama dan memiliki waktu yang tepat."
Misi tersebut dibuat oleh Shenzhou-10. Shenzhou-10 merupakan langkah terbaru China dalam mendirikan stasiun luar angkasa permanen di orbit Bumi.
Butuh waktu 40 jam
Dalam misi kali ini, kapsul kru akan dikeluarkan dari roket bagian atas sekitar sembilan menit setelah lepas landas.
Misi ini akan memakan waktu lebih dari 40 jam untuk mencapai orbitnya yang berjarak 335 kilometer (208 mil) dari permukaan Bumi.
Tiangong 1 diluncurkan pertama kali pada tahun 2011 untuk meraih target pengujian teknologi. Dengan massa sekitar 60 ton, platform ini di masa depan akan menjadi hanya sekitar seperenam dari ukuran Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang dioperasikan Amerika Serikat, Rusia, Eropa, Kanada, dan Jepang. Namun, kehadiran astronot mereka di luar angkasa dinilai sebagai prestasi yang luar biasa.
Meski demikian, China masih harus melakukan banyak hal sebelum bisa menempatkan posisinya. China perlu roket yang lebih besar untuk mencapai posisi tersebut.