Info Astronomy — Kemajuan untuk astronomi Indonesia. Tim Planetarium Jakarta dan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) berhasil mengabadikan komet Pan-STARRS dalam citra yang luar biasa pada Minggu 10 Maret 2013 lalu saat komet mencapai perihelion.
Meski Jakarta dan sekitarnya tertutupi mendung, namun tim yang membelah diri menjadi tiga dalam upaya perburuan komet Pan-STARRS di perihelionnya berhasil mengamati di dua titik, yaitu Anyer dan pulau Pari (Kepulauan Seribu).
Astronom amatir Rayhan Cygnus di tim Anyer mengabadikan komet Pan-STARRS dengan kamera Nikon D5100 yang dilekatkan pada teleskop Vixen VC200L Cassegrain dengan lebar cermin 200 mm dan panjang fokus obyektif 1800 mm. Citra diperoleh dengan ISO 6400 pada bukaan rana 3 detik dengan panjang fokus akumulatif 3.600 mm.
Dalam citra ini kepala komet (coma) nampak cukup terang dengan ekor debu melebar seperti sapu. Jejak ekor gas juga nampak samar. Citra ini mengonfirmasi bahwa ekor gas dan ekor debu komet ini memang tidak menjulur ke arah yang sama.
Ekor gas (yang terdiri dari uap air dan gas-gas mudah menguap) selalu bertolak belakang dengan posisi Matahari sementara ekor debu selalu mengikuti orbit komet.
Astrofotografer Febri Yanti di tim Pulau Pari mengabadikan komet ini dengan menggunakan kamera Nikon Coolpix P300 yang ditempelkan kelensa okuler binokuler Nikon 20-80 dengan teknik afokal. Komet nampak cukup terang di tengah gelimang cahaya senja. Tingkat terang komet pada saat perihelion ini diperkirakan mencapai magnitudo semu +1, alias nyaris seterang bintang Sirius.
Komet Pan-STARRS sendiri dapat diamati di langit barat Indonesia hanya sampai tanggal 16 Maret 2013. Wilayah Bumi utara seperti Amerika Serikat dan Kanada berkesempatan mengamati komet Pan-STARRS mulai hari ini hingga akhir Maret bahkan April, walaupun dibutuhkan alat bantu saat pengamatan di bulan April. [Ma'rufin]