Tim Astronom Jerman telah membuktikan pembentukan bintang tergantung lingkungan sekitar bintang saat dilahirkan. Tim tersebut menggunakan seni simulasi komputer untuk membuktikan temuan mereka.
Tim yang berbasis di Universitas Bonn, Jerman, mempublikasikan hasil temuan mereka dalam Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society.
Bintang diperkirakan terbentuk dalam ruang antar bintang dari awan gelap gas dan debu. Sifat bintang diharapkan tergantung pada kondisi lingkungan debu mereka. Ini sama halnya pembentukan suhu dan keadaan awan di bumi saat gerimis, hujan besar atau kecil, dan hujan es.
Sebaliknya, sampai sekarang bintang telah terbentuk secara tidak terduga dengan cara yang sama di mana-mana.
"Tempat pembentukan bintang merupakan daerah cuaca buruk di galaksi dan pembentukan bintang-bintang. Dalam analogi yang sangat kasar, seperti hujan pengembunan dari bahan ini," ujar anggota tim, Prof. Dr. Pavel Kroupa.
Kelompok ilmuwan kini memiliki bukti bahwa distribusi massa bintang memang tergantung pada lingkungan di mana bintang terbentuk.
"Anehnya, bukti ini tidak datang kepada kita dari daerah pembentukan bintang muda. Tapi,muncul dari kelas bintang yang sangat tua, yang disebut gugus bintang bulat," ujar Dr Michael Marks selaku penulis utama dari makalah ini.
"Jumlah bintang yang kurang besar dari matahari kita di gugus bulat, bertentangan dengan struktur mereka," tambahnya.
Gugus bulat adalah kelompok ribuan bintang di sekitar galaksi kita, Bima Sakti. Pembentukan bintang dalam gugus ini berhenti miliaran tahun yang lalu.
"Namun demikian, dengan simulasi ini, kami menemukan bahwa hubungan antara pembentukan bintang dan lingkungan kelahiran dapat dipahami. Terjadi saat kekuatan proses yang sangat awal dalam kehidupan gugus manapun, yang disebut pengeluaran sisa gas," lanjut Marks seperti dilansir dari Sciencedaily.com.
Setelah bintang selesai terbentuk, bintang itu mulai bersinar. Radiasi yang berasal dari sekelompok bintang baru menetas. Secara cepat radiasi ini menghilangkan gas yang membentuk bintang tersebut. Wilayah kelahiran bintang kemudian hancur, meninggalkan bintang dari massa yang berbeda. (Info Astronomy)
Sumber: vivanews