Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Menjelang Gerhana Matahari Parsial 1 September 2016

Sebuah peristiwa gerhana Matahari akan terjadi lagi pada 1 September 2016. Berbeda dengan 9 Maret 2016 yang merupakan gerhana Matahari total, kali ini adalah gerhana Matahari cincin. Namun, di Indonesia hanya kebagian gerhana Matahari parsial. Wilayah mana saja yang dapat menyaksikannya?
Gerhana Matahari Parsial di Bali, 2013. Kredit: Malik Nur Hakim
Info Astronomy - Sebuah peristiwa gerhana Matahari akan terjadi lagi pada 1 September 2016. Berbeda dengan 9 Maret 2016 yang merupakan gerhana Matahari total, kali ini adalah gerhana Matahari cincin. Namun, di Indonesia hanya kebagian gerhana Matahari parsial. Wilayah mana saja yang dapat menyaksikannya?

Secara sederhana, gerhana Matahari terjadi ketika posisi Matahari-Bulan-Bumi berada satu garis lurus sehingga cahaya Matahari yang menuju Bumi terhalang Bulan. Karena berada dalam bayang-bayang Bulan, maka pengamat di Bumi pun akan mendapati piringan Matahari tertutupi oleh piringan Bulan. Matahari kemudian berubah bentuknya dari sebelumnya bulat sempurna menjadi sabit atau bahkan tidak terlihat sama sekali.

Bulan sendiri akan selalu berada di antara Matahari dan Bumi setiap mencapai fase Bulan Baru (New Moon). Yaitu setiap 29,5 hari sekali ketika Bulan tepat mengelilingi Bumi satu putaran penuh. Namun meski begitu, tidak berarti setiap Bulan mencapai fase Bulan Baru akan terjadi gerhana Matahari. Penyebab gerhana Matahari menjadi lebih langka dari yang seharusnya adalah karena orbit Bulan yang miring 5 derajat terhadap orbit Bumi.

Dengan begitu ada saatnya meski Matahari-Bulan-Bumi satu garis lurus, namun posisi Bulan terlalu ke atas atau ke bawah dari orbit Bumi. Sehingga pada waktu-waktu tersebut, bayangan Bulan pun akan berada di atas atau di bawah Bumi dan tidak bisa mengenai permukaan Bumi. Atau kalaupun bisa, bayangan Bulan yang mengenai permukaan Bumi bisa seluruhnya atau sebagian saja.

Pada tanggal 1 September 2016 ini akan terjadi gerhana Matahari cincin, namun lintasan cincin hanya akan terlihat dari negara-negara di Benua Hitam bagian tengah saja seperti Kongo, Republik Demoratik Kongo, Gabon, Tanzania, Mozambik, dan Madagaskar. Sementara daerah-daerah lainnya hanya menyaksikan gerhana Matahari parsial.


Di Indonesia, kita hanya akan kebagian gerhana Matahari parsial. Itupun hanya beberapa wilayah saja yang dapat menyaksikannya dengan persentase gerhana yang bisa dibilang secuil. Wilayah-wilayah tersebut adalah Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Selain nama wilayah yang disebutkan maka gerhana Matahari tidak terlihat sama sekali.

Mengapa demikian? Mengapa hanya sedikit wilayah Indonesia yang dapat menyaksikannya? Hal ini kembali lagi pada lintasan gerhana Matahari 1 September 2016. Seperti yang ditunjukkan peta gerhana di bawah ini, garis merah menunjukan wilayah-wilayah yang berkesempatan melihat gerhana Matahari cincin:

Diagram gerhana Matahari cincin 1 September 2016. Kredit: Fred Espenak
Nampak pada diagram gerhana Matahari di atas, wilayah Indonesia hanya dilingkupi sedikit garis hijau, yang menandakan wilayah-wilayah yang berkesempatan melihat gerhana Matahari parsial yang secuil tadi.

Waktu terjadinya gerhana Matahari parsial yang terlihat di Indonesia pada 1 September 2016 nanti adalah beberapa menit sebelum Matahari terbenam di ufuk Barat. Dengan begitu, pengamat di Indonesia yang wilayahnya terlintasi gerhana akan melihat Matahari terbenam di ufuk Barat sambil menikmati proses terjadinya gerhana Matahari.

Pastikan juga Anda yang berada di wilayah yang terlintasi gerhana Matahari 1 September apabila ingin melihatnya harus mencari lokasi yang medan pandang ke arah ufuk Baratnya luas. Anda bisa mengunjungi tempat-tempat yang tinggi atau ke pantai yang menghadap ke Barat. Hal ini karena Matahari sudah berada di bawah 5 derajat saat gerhana Matahari 1 September terjadi.

Berikut ilustrasi gerhana Matahari parsial 1 September 2016 di wilayah-wilayah Indonesia yang bisa menyaksikannya:

Bengkulu, Indonesia

Kredit: InfoAstronomy.org

Bandar Lampung, Indonesia

Kredit: InfoAstronomy.org

Banten & Jawa Barat, Indonesia

Kredit: InfoAstronomy.org

Jakarta (dan Sekitarnya), Indonesia

Kredit: InfoAstronomy.org

Jawa Tengah, Indonesia

Kredit: InfoAstronomy.org

Yogyakarta, Indonesia

Kredit: InfoAstronomy.org
Seperti ilustrasi persentase di atas, gerhana Matahari parsial yang nampak di wilayah-wilayah Indonesia yang disebutkan hanya mencapai 1 sampai dengan 2 persen saja. Hal ini tentu akan membuat pengamatan menjadi tidak mudah. Anda memerlukan teropong atau teleskop untuk melihat sedikit gigitan pada sisi bawah kiri Matahari.

Dan karena Matahari sudah di bawah 5 derajat saat gerhana Matahari parsial 1 Sepetember 2016 terjadi di Indonesia, maka atmosfer yang tebal di cakrawala akan menjadi "filter alami" yang akan melemahkan cahaya Matahari. Jadi, jika cerah, sembari menikmati sunset Anda juga akan melihat Matahari yang sedikit tergigit.

Selamat berburu gerhana!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.