Saran pencarian

Dua Planet Berbatu Mirip Bumi Ditemukan Pada Jarak 38,8 Tahun Cahaya

Dua planet baru bernama TRAPPIST-1b dan TRAPPIST-1c, yang merupakan dua planet terdalam dalam sistem tiga planet TRAPPIST-1 berhasil ditemukan. Kedua planet tersebut telah dikonfirmasi merupakan planet berbatu seperti Bumi, bukan planet gas raksasa seperti Jupiter.
Ilustrasi dua planet berbatu mirip Bumi mengorbit bintang TRAPPIST-1. Kredit: M. Kornmesser/ESO
Info Astronomy - Dua planet baru bernama TRAPPIST-1b dan TRAPPIST-1c, yang merupakan dua planet terdalam dalam sistem tiga planet TRAPPIST-1 berhasil ditemukan. Kedua planet tersebut telah dikonfirmasi merupakan planet berbatu seperti Bumi, bukan planet gas raksasa seperti Jupiter.

Menurut sekelompok astronom yang dipimpin oleh Julien de Wit, astronom Massachusetts Institute of Technology (MIT), bintang induk kedua planet tersebut yang bernama TRAPPIST-1 merupakan bintang kerdil ultradingin terletak pada jarak hanya 38,8 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Aquarius. [1 tahun cahaya = 9,4 triliun km]

Bintang TRAPPIST-1 ini lebih dingin dan lebih merah dari Matahari kita, dengan usianya diperkirakan sekitar 500 juta tahun, dan dengan luminositas, massa, dan radius masing-masing 0,05%, 8% dan 11,5% lebih rendah dari Matahari.

Pada tanggal 2 Mei, Julien de Wit dan rekan-rekannya mengumumkan mereka telah menemukan tiga planet seukuran Bumi dengan periode orbit pendek yang dekat dengan zona laik huni dari bintang TRAPPIST-1. Bintang tersebut merupakan pusat dari sistem bintang yang diorbiti tiga planet bernama TRAPPIST-1b, 1c dan 1d.

Baru-baru ini, dalam sebuah makalah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature, tim astronom yang dipimpin Julien de Wit itu melaporkan bahwa TRAPPIST-1b dan 1c adalah planet yang permukaannya berbatu, atau yang terbuat dari batuan. Temuan ini memperkuat hipotesis yang mengatakan kemungkinan kedua planet tersebut laik huni.

Para astronom juga ditentukan bahwa atmosfer kedua planet ini sangat solid, mirip dengan atmosfer Bumi, Venus, dan Mars. Julien de Wit dan rekan-rekannya sampai pada kesimpulan ini setelah melakukan penelitian awal dari atmosfer kedua planet sekitar beberapa hari setelah mengumumkan penemuan sistem planet tersebut.

Mereka juga melakukan penelitian dengan Teleskop Antariksa Hubble dengan mengarahkannya ke sistem bintang TRAPPIST-1 untuk mempelajari kedua planet dalam transit ganda, yakni saat kedua planet hampir bersamaan lewat di depan bintang induknya, persis seperti ilustrasi di atas.

Menggunakan Hubble, para astronom ini berhasil mencatat spektrum transmisi gabungan antara TRAPPIST-1b dan 1c. Data tersebut mengungkapkan bahwa kedua planet ini merupakan bebatuan bulat yang mengitari bintang induk ultradinginnya.

Bintang TRAPPIST-1 sendiri ditemukan oleh sebuah tim astronom yang dipimpin oleh Michaël Gillon dari Institut d'Astrophysique et Geophysique di University of Liège di Belgia menggunakan teleskop TRAPPIST (Transiting Planets and Planetesimals Small Telescope) di La Silla Observatory, gurun Atacama, Cile.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.