Akses artikel Premium dengan Astronomi+, mulai berlangganan.

Saran pencarian

Panduan Lengkap Mengamati Bentangan Galaksi Bimasakti pada 2025

Marhaban ya Musim Bimasakti! Sebentar lagi, waktu terbaik untuk mengamati Bimasakti untuk tahun 2025 akan tiba. Siap berburu Bimasakti di langit?
Galaksi Bimasakti membentang di langit Kawasan Ijen, Jawa Timur. 2024. Kredit: Martin Marthadinata

InfoAstronomy - Berbarengan dengan momen Indonesia yang sedang gelap-gelapnya, waktu terbaik tahun ini untuk melihat bentangan galaksi Bimasakti di langit malam segera tiba, musim Bimasakti!

Bimasakti, galaksi spiral yang menjadi rumah bagi Bumi, planet-planet tata surya, Matahari dan miliaran bintang lainnya, diketahui memiliki diameter sekitar 100.000 tahun cahaya, yang merupakan salah satu keajaiban alam semesta yang bisa kita saksikan langsung dengan mata telanjang.

Mengamati Bimasakti bukan hanya soal melihat keindahan, tetapi juga tentang memahami tempat kita di alam semesta. Seperti yang pernah dikatakan oleh Carl Sagan, “Kita terbuat dari debu bintang”. Musim pengamatan Bimasakti di Indonesia pada tahun 2025 akan berlangsung dari Mei hingga September, memberikan kesempatan emas untuk menyaksikan keajaiban ini. Siap berburu Bimasakti?

Musim Bimasakti: Mei sampai September 2025

Musim pengamatan Galaksi Bimasakti di Indonesia berlangsung dari Februari hingga Oktober, tetapi periode Mei hingga September 2025 adalah waktu terbaik untuk melihatnya dengan jelas, terutama karena malam yang lebih panjang dan posisi bentangan Bimasakti yang lebih optimal. Berikut adalah perubahan kenampakan Bimasakti selama periode ini:

Bulan Waktu Kemunculan Posisi di Langit Catatan
Mei Menjelang subuh (sekitar 03:00-05:00) Tenggara, rendah di cakrawala Membutuhkan kesabaran karena muncul pagi hari.
Juni Tengah malam (sekitar 23:00-01:00) Tenggara, mulai naik lebih tinggi Visibilitas lebih baik, cocok untuk pengamatan awal malam.
Juli-Agustus Sepanjang malam (setelah gelap) Tenggara hingga barat daya Puncak musim, pusat galaksi di Sagitarius terlihat sangat cerah.
September Setelah matahari terbenam Barat daya, mulai terbenam lebih awal Masih terlihat jelas, tetapi waktu pengamatan lebih singkat.

Pada Mei, Bimasakti muncul rendah di langit tenggara, sehingga kamu perlu lokasi dengan cakrawala yang bersih. Di bulan Juni, galaksi ini naik lebih tinggi dan terlihat lebih awal, membuatnya lebih mudah diamati.

Juli dan Agustus adalah waktu terbaik, karena Bimasakti terlihat sepanjang malam, dengan pusat galaksi di rasi Sagitarius tampak paling padat dan cerah. Memasuki September, galaksi ini mulai terbenam lebih cepat, tetapi masih menawarkan pemandangan yang memukau di langit barat daya setelah matahari terbenam.

Kondisi Langit yang Optimal untuk Pengamatan

Untuk melihat Bimasakti dengan jelas, kondisi langit harus ideal. Berikut adalah faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan:

Lokasi Langit Gelap
Polusi cahaya dari kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Yogyakarta, IKN (kota besar bukan sih?) dapat mengaburkan pemandangan bintang-bintang di langit. Kalau bintang aja susah terlihat, apalagi Bimasakti. Oleh karena itu, pilihlah lokasi yang jauh dari sumber cahaya buatan.

Beberapa tempat terbaik di Indonesia untuk mengamati Bimasakti di antaranya adalah:
  • Gunung Bromo, Jawa Timur: Dengan ketinggian 2.329 meter, Gunung Bromo menawarkan langit jernih dan pemandangan vulkanik yang dramatis, menjadikannya salah satu lokasi terbaik di Asia untuk melihat Bimasakti.
  • Kawasan Ijen, Jawa Timur: Berada di ketinggian lebih dari 2.300 meter di atas permukaan laut, jauh dari polusi cahaya kota, serta memiliki udara yang relatif bersih dan langit yang cerah terutama saat musim kemarau, Kawasan Ijen adalah lokasi gelap yang ideal untuk memotret Bimasakti (hasil fotonya ada di bagian atas artikel ini).
  • Danau Ranu Kumbolo, Jawa Timur: Terletak di kaki Gunung Semeru, danau ini dikenal dengan langit gelapnya yang sempurna untuk pengamatan dan astrofotografi galaksi Bimasakti.
  • Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak, Lombok: Dengan ketinggian hingga 3.726 meter, Rinjani menawarkan langit yang bebas polusi cahaya dan pemandangan danau kawah yang menakjubkan.

Cuaca dan Kelembapan
Langit harus cerah tanpa awan, idealnya pada musim kemarau (Mei-September) di Indonesia, yang bertepatan dengan musim pengamatan. Kelembapan tinggi dapat menyebabkan kabut atau kondensasi, sehingga pilih malam dengan kelembapan rendah. Kamu bisa memeriksa prakiraan cuaca melalui situs-situs prakiraan cuaca ya, pastikan lembaganya tidak kena efisiensi agar prakiraannya akurat.

Fase Bulan
Cahaya Bulan purnama dapat mengaburkan kenampakan bintang-bintang di langit, jadi pilihlah malam dengan fase Bulan sabit atau Bulan baru (iluminasi kurang dari 30%).

Yang Harus Dilakukan dan Dihindari Saat Mengamati

Agar pengalaman mengamati Bimasakti maksimal, berikut adalah panduan praktis untuk apa yang sebaiknya kamu lakukan dan hindari.

Yang Harus Dilakukan
  • Bawa Peralatan yang Tepat: Untuk pengamatan sederhana, mata telanjang sudah cukup, tetapi teleskop atau binokular dapat memperlihatkan detail seperti gugus bintang atau nebula. Untuk astrofotografi, gunakan kamera DSLR/mirrorless, lensa wide-angle (f/2.8 atau lebih rendah), dan tripod (penting, trust me).
  • Adaptasi Mata dengan Kegelapan: Setelah sampai di lokasi, matikan semua lampu dan tunggu 20-30 menit agar mata beradaptasi dengan kegelapan. Ini akan meningkatkan kemampuanmu melihat bintang-bintang redup.
  • Gunakan Alat Bantu Navigasi: Aplikasi seperti Stellarium atau SkySafari dapat membantu menemukan posisi Bimasakti dan mengidentifikasi rasi bintang seperti Sagitarius atau Scorpius.
  • Gunakan Senter Merah: Jika perlu penerangan, gunakan senter berwarna merah untuk menjaga penglihatan malam tetap tajam.
  • Rencanakan Waktu: Pilih malam dengan visibilitas optimal berdasarkan kalender Bimasakti, atau pastikan tidak dekat dengan fase Bulan yang lebih dari 30% tersinari Matahari.
  • Ikut Kegiatan StarParty: InfoAstronomy secara rutin mengadakan StarParty ke daerah-daerah gelap. Dengan mengikuti StarParty, selain kamu bisa lebih maksimal dalam mengamati Bimasakti, juga akan ada pemandu yang akan bantu kamu dalam mengamati dan mengabadikan Bimasakti di langit.

Yang Harus Dihindari
  • Sumber Cahaya Terang: Hindari menggunakan ponsel, lampu putih, atau perangkat yang mengeluarkan cahaya biru, karena ini dapat mengganggu adaptasi mata.
  • Lokasi dengan Polusi Cahaya: Jangan mengamati di dekat kota atau daerah dengan lampu jalan, karena polusi cahaya akan mengaburkan Bimasakti. Mencoba mengamati Bimasakti di kota seperti Jakarta? Sebaiknya tidur dulu, lalu amati Bimasakti di dalam mimpi.
  • Malam dengan Bulan Purnama: Cahaya purnama akan mengurangi visibilitas bintang, jadi hindari malam-malam ini.

Apa yang Bisa Diamati di Bimasakti?

Saat mengamati Bimasakti, ada beberapa objek menarik yang bisa kamu cari. Misalnya pusat galaksi Bimasakti kita, yang terletak di rasi Sagitarius. Dalam pengamatan bentangan Bimasakti, area ini adalah bagian paling cerah dan padat karena konsentrasi bintang yang luar biasa.

Kamu juga bisa melihat gugus bintang. Meskipun tidak semuanya berada di Bimasakti, gugus bintang seperti Pleiades atau Hyades dapat terlihat dengan binokular atau teleskop.

Tidak ketinggalan juga nebula. Jika langit sangat jernih dan gelap, kamu mungkin bisa melihat Nebula Orion atau Nebula Lagoon dengan mata telanjang. Iya, mata telanjang! Jika menggunakan teleskop, kamu bisa melihat detail seperti pita debu kosmik atau nebula gas yang membentuk “jalan susu” khas Bimasakti.

Gugusan bintang dan nebula di rasi bintang Scorpius saat pengamatan Bimasakti di langit. Kredit: Martin Marthadinata

Tips Memotret Bimasakti

Sekadar melihat bentangan galaksi Bimasakti di langit pasti akan terasa ada yang kurang. Maka dari itu, cobalah untuk memotretnya. Meski begitu, memotret Bimasakti di langit memang tidak semudah ketika kita merekam kejadian di jalanan yang seringkali tanpa consent orang yang direkam.

Beberapa peralatan yang harus disiapkan untuk astrofotografi di antaranya adalah kamera DSLR atau mirrorless dengan lensa wide-angle (f/2.8 atau lebih rendah), tripod, dan shutter remote untuk menghindari getaran ketika kamu menekan tombol rana. Kamera dengan kemampuan ISO tinggi sangat disarankan. Kalau belum punya DSLR atau mirrorless, bisa juga menggunakan kamera smartphone yang mumpuni.

Pengaturan Kamera:
  • ISO: 1600-6400, tergantung pada tingkat kegelapan langit.
  • Aperture: f/2.8 atau lebih rendah untuk menangkap lebih banyak cahaya.
  • Waktu Eksposur: 20-30 detik untuk menghindari jejak bintang (star trail).
  • Fokus: Atur ke infinity secara manual untuk ketajaman maksimal, atau fokuskan ke objek terang terjauh di langit.
  • Komposisi: Sertakan elemen foreground seperti gunung, pohon, atau danau untuk membuat foto lebih dramatis.
  • Pemrosesan: Gunakan perangkat lunak seperti Adobe Lightroom untuk mengurangi noise dan meningkatkan kontras.
Astrofotografi galaksi Bimasakti membutuhkan latihan, jadi jangan menyerah jika hasil awal tidak sempurna. Cobalah berbagai pengaturan dan lokasi untuk menemukan kombinasi terbaik. Atau ikut StarParty agar ada mentor yang membantu kamu dalam memotret Bimasakti.

Mengamati Galaksi Bimasakti adalah pengalaman yang mendalam, menghubungkan kita dengan alam semesta yang luas dan penuh misteri. Dari Gunung Bromo hingga Danau Ranu Kumbolo, Indonesia menawarkan beberapa lokasi terbaik di dunia untuk menyaksikan keajaiban ini. Dengan persiapan yang tepat—memilih lokasi gelap, malam yang jernih, dan peralatan yang sesuai—kamu bisa menikmati pemandangan yang tak terlupakan selama musim pengamatan Mei hingga September 2025.

Seperti yang dikatakan oleh astronot Chris Hadfield, “Melihat Bumi dari luar angkasa membuat kita sadar betapa kecil dan berharganya kita”. Saat kamu menatap Bimasakti, ingatlah bahwa kamu adalah bagian dari cerita kosmik yang telah berlangsung selama miliaran tahun.

Jadi, rayakan musim Bimasakti ini, rencanakan perjalananmu, dan biarkan langit malam membawamu ke petualangan kosmik yang tak terlupakan. Marhaban ya musim Bimasakti!

Sumber & Referensi:
  • Carter, J. (2025). The 10 best stargazing events of 2025. LiveScience.
  • Cladera, A. (2025). Milky Way Photography: The Definitive Guide (2025). PhotoPills.
  • Emma, F. (2025). When is the Best Time to View the Milky Way?. Stargazers.
  • Palmer, K. (2025). When is Milky Way Season?. Dark Sky Finder.
  • Zafra, D. (2025). Best Time to See the Milky Way + 2025 Chart. Capture the Atlas.
  • Whitt, K. K. (2025). It’s Milky Way season again! Enjoy beautiful pics here. EarthSky.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.