Akses artikel Premium dengan Astronomi+, mulai berlangganan.

Saran pencarian

Astronom Klaim Temukan Bukti Terkuat Kehidupan Asing Luar Bumi

Di planet yang jauh, jauh sekali, James Webb mendeteksi tanda-tanda molekul yang, di Bumi, hanya diproduksi oleh makhluk hidup. Siap first contact?
Ilustrasi planet K2-18b (kanan) sedang mengorbit bintang induknya, K2-18 (kiri bawah). Kredit: ESA/Hubble, M. Kornmesser

InfoAstronomy - Penemuan baru terkait eksoplanet K2-18b tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan astronom. Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Nikku Madhusudhan dari Universitas Cambridge mengklaim telah menemukan bukti terkuat sejauh ini tentang kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi.

Temuan ini diperoleh dari pengamatan menggunakan Teleskop Antariksa James Webb. Meski terdengar menjanjikan, banyak ilmuwan mengingatkan untuk tidak buru-buru menarik kesimpulan, karena hasil ini masih harus melalui proses verifikasi yang ketat.

K2-18b sendiri ditemukan pada tahun 2015 dan terletak sekitar 124 tahun cahaya dari Bumi, di arah rasi bintang Leo. Dengan massa delapan kali lipat lebih besar dari Bumi, planet ini berada di zona layak huni bintangnya—wilayah yang memungkinkan air dalam wujud cair secara teori bisa ada.

Pada 2019, Teleskop Antariksa Hubble mendeteksi uap air di atmosfer planet ini, memunculkan dugaan bahwa mungkin ada lautan di bawah atmosfer kaya hidrogennya. Namun, karena K2-18b termasuk dalam kategori planet “sub-Neptunus”—jenis planet yang tidak memiliki padanan di tata surya kita—masih banyak astronom yang mempertanyakan dugaan tersebut.

Pada 2023, tim Madhusudhan kembali menyelidiki atmosfer K2-18b menggunakan James Webb, kali ini dengan instrumen inframerah-dekat. Hasilnya, mereka menemukan keberadaan uap air, karbon dioksida, metana, dan sinyal lemah dari dimetil sulfida (DMS)—senyawa yang di Bumi kita hanya diproduksi oleh makhluk hidup, khususnya fitoplankton di lautan.

Apakah artinya juga ada kehidupan di eksoplanet K2-18b? Sayangnya, sinyal DMS yang dideteksi tahun 2023 ini dianggap terlalu lemah untuk dijadikan bukti kuat, sehingga banyak astronom lain yang menyambutnya dengan skeptisisme.

Lompatan baru terjadi pada 2025. Madhusudhan dan timnya yang sama kembali dengan hasil observasi lanjutan dari kamera inframerah-tengah James Webb. Hasilnya? Sinyal DMS terlihat jauh lebih kuat, ditambah temuan baru berupa petunjuk keberadaan dimetil disulfida (DMDS), senyawa lain yang juga di Bumi kita hanya diketahui bisa berasal dari proses biologis!

Menurut Madhusudhan, deteksi senyawa-senyawa ini pada dua panjang gelombang yang berbeda menjadi indikasi kuat adanya aktivitas biologis. Mereka bahkan menyatakan temuan ini memiliki signifikansi statistik tiga-sigma—artinya kemungkinan besar bukan kebetulan, meski masih belum cukup kuat untuk disebut sebagai “penemuan” dalam standar fisika, yang membutuhkan tingkat lima-sigma (hanya 1 dari 3,5 juta kemungkinan terjadi secara acak).

Beberapa astronom, seperti Nicholas Wogan dari NASA Ames Research Center, mengakui temuan ini jauh lebih meyakinkan dibandingkan data 2023. Tapi ia menekankan pentingnya verifikasi dari tim lain. Data James Webb sendiri akan dirilis secara terbuka, memungkinkan analisis independen oleh para astronom di seluruh dunia, walau proses ini bisa memakan waktu karena kompleksitas datanya.

Tak semua astronom juga setuju. Ryan MacDonald dari Universitas Michigan, misalnya, menganggap data terbaru ini belum cukup meyakinkan. Ia bahkan membandingkan situasinya dengan sinyal-sinyal tiga-sigma sebelumnya yang gagal diverifikasi.

Tim Madhusudhan memperkirakan bahwa tambahan 16 hingga 24 jam observasi dengan James Webb bisa membawa mereka mencapai lima-sigma. Tapi tantangannya tidak main-main. “Atmosfer planet ini sangat tipis dibandingkan ukurannya—ibarat kulit apel di atas apel,” jelas Thomas Beatty dari Universitas Wisconsin-Madison. Wogan bahkan meragukan pencapaian lima-sigma bisa dicapai, mengingat banyaknya noise dalam data.

Jika pada akhirnya deteksi DMS dan DMDS ini terbukti nyata, maka ini akan menjadi pencapaian luar biasa. Apalagi, konsentrasi kedua senyawa ini di K2-18b diperkirakan mencapai lebih dari 10 bagian per juta—angka yang ribuan kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi senyawa serupa di Bumi.

Meski begitu, Madhusudhan menekankan bahwa temuan ini belum bisa langsung dikaitkan dengan kehidupan. “Kami harus tetap sangat hati-hati,” ujarnya. “Bahkan jika kami memang mendeteksi DMS dan DMDS, kami belum bisa memastikan itu berasal dari makhluk hidup. Memang belum ada mekanisme non-biologis yang bisa menjelaskannya, tapi menyingkirkan semua kemungkinan lain itu bukan hal yang mudah.”

Wogan pun mengingatkan bahwa reaksi kimia di atmosfer kaya hidrogen masih belum sepenuhnya dipahami, sehingga kita belum bisa menutup kemungkinan bahwa senyawa-senyawa itu terbentuk lewat proses non-biologis.

Sara Seager dari MIT menyimpulkan bahwa K2-18b mungkin akan tetap menjadi kandidat biosignature yang menjanjikan, tapi penuh ketidakpastian. Bagi Madhusudhan, apa pun hasil akhirnya, penemuan ini sudah luar biasa. “Ini momen besar, bukan cuma bagi dunia astronomi, tapi juga bagi umat manusia,” katanya. “Dari kehidupan bersel tunggal miliaran tahun lalu, kini kita bisa mengintip atmosfer planet lain dan mendeteksi jejak yang mungkin menunjukkan kehidupan.”

Perjalanan untuk membuktikan adanya kehidupan di luar Bumi masih panjang, tapi K2-18b telah menjadi teka-teki kosmik yang terus mendorong kita untuk bertanya—apakah kita benar-benar sendirian di alam semesta?

Sumber & Referensi:
  • Del Popolo, A. (2025). Is There Life on Extrasolar Planets?. In Extraterrestrial Life: We are not alone (pp. 77-84). Cham: Springer Nature Switzerland.
  • Madhusudhan, N., Constantinou, S., Holmberg, M., Sarkar, S., Piette, A. A. A., & Moses, J. I. (2025). New constraints on DMS and DMDS in the atmosphere of K2-18 b from JWST MIRI. The Astrophysical Journal Letters, 983(2). L40.
  • Schmidt, S. P., MacDonald, R. J., Tsai, S. M., Radica, M., Wang, L. C., Ahrer, E. M., ... & Sing, D. K. (2025). A Comprehensive Reanalysis of K2-18 b's JWST NIRISS+ NIRSpec Transmission Spectrum. arXiv preprint arXiv:2501.18477.
  • Todd, I. (2025). Astronomers have found the 'most promising signs yet' of alien life on a planet beyond our Solar System. BBC Sky At Night Magazine.
  • Wilkins, A. (2025). Astronomers claim strongest evidence of alien life yet. NewScientist.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.