Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Bintik Merah Besar di Jupiter Ternyata Berputar Semakin Cepat

Selama berabad-abad, sejak manusia pertama kali menggunakan teleskop, Jupiter telah dikenali dengan kehadiran badai dahsyatnya yang dikenal sebagai Bi

Info Astronomy - Selama berabad-abad, sejak manusia pertama kali menggunakan teleskop, Jupiter telah dikenali dengan kehadiran badai dahsyatnya yang dikenal sebagai Bintik Merah Besar. Uniknya, kecepatan badai yang satu ini ternyata berakselerasi. Apa penyebabnya? Adakah dampaknya bagi Bumi?

Bintik Merah Besar teramati berputar berlawanan arah jarum jam kira-kira sekali setiap enam hari Bumi (14 hari di Jupiter). Mengingat ukurannya yang sangat besar, kecepatan angin di area pinggiran badainya diperkirakan bergerak ratusan kilometer per jam.

Lewat pengamatan Teleskop Antariksa Hubble secara teratur sejak 2009 menggunakan instrumen yang dapat mengukur kecepatan angin, para ilmuwan baru-baru ini menerbitkan sebuah makalah ilmiah di Geophysical Research Letters yang menyimpulkan kalau angin di tepi badai raksasa ini telah meningkat 8 persen antara tahun 2009 hingga 2020.

Menurut penelitian tersebut, setiap tahunnya, tepi terluar badai Bintik Merah Besar telah meningkat kecepatannya sekitar 2,7 kilometer per jam. Jika diakumulasikan, kecepatan angin di sana saat ini 25 kilometer per jam lebih cepat dari satu dekade sebelumnya.

"Ketika saya pertama kali melakukan penelitian ini, saya bertanya 'Apakah ini masuk akal?'. Tidak ada yang pernah melihat hal ini sebelumnya," kata pemimpin utama studi ini, Dr. Michael Wong dari University of California, Berkeley, dilansir IFLScience.com. "Berkat Hubble, kami dapat mengamati perubahan kecepatan angin di Bintik Merah Besar."


Bintik Merah Besar sendiri merupakan badai antisiklon yang terletak 22 derajat di arah selatan ekuator Jupiter. Badai ini kemungkinan besar telah terjadi selama 300 tahun atau lebih, memiliki diameter yang mencapai 2 hingga 3 kali diameter Bumi.

Sayangnya, para ilmuwan sejauh ini masih belum tahu apa yang terjadi atau apa yang memicu akselerasi kecepatan badai besar tersebut. Penelitian ini memang menjabarkan beberapa kemungkinan penjelasan tertentu, tetapi Wong dan rekan-rekannya masih tidak yakin akan jawabannya.

Setelah dianggap relatif konstan ukurannya selama lebih dari satu abad, Bintik Merah Besar juga diketahui mulai menyusut sekitar awal abad ke-21, yang bahkan telah kehilangan setengah lebarnya pada tahun 2004 dan lebih banyak lagi sejak itu.

Oh iya, akselerasi angin di Bintik Merah Besar sendiri tidak ada dampaknya bagi Bumi kita. Bumi berjarak ratusan juta kilometer dari Jupiter sehingga tidak ada pengaruh apapun. Tidak semua hal di alam semesta harus berdampak bagi Bumi ya.


Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.