Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Benarkah Jupiter adalah Bintang Gagal?

Planet Jupiter yang cemerlang bisa bikin siapapun terpesona saat melihatnya di langit malam.
Ilustrasi. Kredit: InfoAstronomy.org

Info Astronomy - Planet Jupiter yang cemerlang bisa bikin siapapun terpesona saat melihatnya di langit malam. Saking cemerlangnya, para pengamat dari bangsa Romawi kuno dulunya sampai menamai planet ini dengan nama dewa pelindung Romawi.

Namun, ketika Galileo Galiei mengarahkan teleskopnya ke angkasa pada tahun 1610, cara manusia mengamati keberadaan Jupiter menjadi berubah. Galileo juga menemukan empat satelit alami terbesar yang mengitari Jupiter kala itu, menyaksikan pengamatan jelas pertama dari pergerakan objek-objek langit yang berpusat pada objek selain Bumi.

Para astronom lantas mengakui bahwa Jupiter merupakan planet terbesar di tata surya. Planet raksasa yang satu ini memiliki diameter sekitar 142.984 kilometer di ekuatornya dan memiliki massa setara 2,5 kali massa gabungan semua planet lain di tata surya. Volume planet ini pun sangat besar, 1.321 planet Bumi bisa muat jika dimasukkan ke dalamnya.

Bagian dalam Jupiter. Kredit: NASA

Hal itu menjadikan Jupiter sebagai contoh planet gas raksasa yang luar biasa. Sebagai planet raksasa gas, Jupiter tidak memiliki permukaan padat layaknya Bumi. Susunan interiornya sendiri terdiri dari inti berbatu kecil yang dilingkupi cangkang hidrogen metalik, yang dilingkupi lagi oleh hidrogen cair, hingga akhirnya diselimuti oleh gas hidrogen pada bagian teratasnya. Atmosfernya 90 persen hidrogen dan 10 persen helium.

Jupiter yang luar biasa itu telah membuat banyak astronom yang penasaran. Diluncurkan lah misi-misi wahana antariksa ke Jupite, dimulai dengan wahana antariksa nirawak Pioneer 10 yang lintas dekat Jupiter pada tahun 1973. Setahun kemudian, Pioneer 11 dikirimkan.

Namun, studi jarak dekat canggih pertama terhadap planet raksasa itu dimulai dengan terbang lintas wahana antariksa nirawak kembar Voyager milik NASA pada tahun 1979. Voyager 1 dan 2 sangat berjasa dalam meningkatkan pengetahuan manusia mengenai Jupiter. Keduanya bahkan berhasil memetakan beberapa satelit alami Jupiter, mengambil gambar detail atmosfer kompleks Jupiter, dan menemukan cincin redup yang mengitari Jupiter.

Cincin Jupiter. Kredit: Wikimedia Commons

Dari banyaknya wahana antariksa nirawak yang telah dikirim ke Jupiter, kini kita tahu bahwa Jupiter memiliki kesamaan komposisi dengan katai cokelat (jenis bintang yang gagal bersinar) dan bintang katai merah, sehingga menyebabkan beberapa astronom menyebutnya sebagai "bintang gagal".

Seandainya pada masa-masa awal tata surya Jupiter terbentuk dengan lebih banyak massa, menurut Astronomy.com, Jupiter kemungkinan bisa memicu fusi nuklir di intinya sehingga tata surya kita akan menjadi sistem bintang ganda.

Meski Jupiter berukuran sangat besar, faktanya ia masih perlu sekitar 80 kali lebih masif dari saat ini untuk bisa memicu fusi nuklir di intinya dan menjadi bintang. Para astronom pun telah menemukan banyak planet ekstrasurya yang massanya jauh lebih besar daripada Jupiter.

Dengan kata lain, massa Jupiter sebenarnya masih jauh untuk dianggap sebagai bintang gagal. Jupiter lebih tepat untuk disebut sebagai "planet yang sempurna".

Sumber:
  • Alexander, R. (2015). Jupiter, the King of the Planets. In Myths, Symbols and Legends of Solar System Bodies (pp. 141-159). Springer, New York, NY.
  • Allard, F., & Homeier, D. (2007). Brown dwarfs. Scholarpedia, 2(12), 4475.
  • Cattermole, P. (1992). Jupiter-a failed star?. Astronomy Now, 6(3), 52.
  • Iafrate, G., & Ramella, M. (2019). The mass of Jupiter. Nature, 50(1297), 458.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.