Info Astronomy - Galaksi kita, Bimasakti, terdiri atas kurang lebih 100-400 miliar bintang. Namun, hanya sebagian kecil bintang yang sudah diberi nama oleh para astronom, sebagian besarnya belum atau tanpa nama. Nah, bisakah kita membeli bintang-bintang tanpa nama itu untuk dinamai?
Bukan sebuah rahasia lagi bahwa ada banyak perusahaan swasta di dunia yang menawarkan kamu untuk membeli bintang untuk kamu beri nama. Harganya pun bervariasi. Salah satu perusahaan tersebut, StarRegistry, bahkan menjual satu nama bintang mulai dari 110 dolar AS. Harga yang relatif mahal.
Meski begitu, tampaknya banyak orang yang rela mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membeli nama bintang. Sayangnya, jika mereka lebih teliti sebelum membeli, setiap perusahaan yang menjual nama bintang itu telah menyatakan bahwa para astronom tidak secara resmi mengakui nama bintang yang dibeli. Jadi sebenarnya seperti membeli sesuatu yang fiktif.
Ditambah lagi, jangan lupa bahwa ada banyak perusahaan penjual nama bintang. Tiap perusahaan memiliki katalog bintang yang tidak saling berhubungan. Bisa saja bintang yang kamu beli di suatu perusahaan juga sudah dibeli oleh orang lain dari perusahaan penjual nama bintang lain. Kamu dan orang lain itu masing-masing membayar untuk memberi nama bintang yang sama. Apa yang spesial dong kalau gitu?
Cara Resmi Menamai Bintang
Sekarang kamu tahu kalau membeli nama bintang untuk dinamai itu adalah hal yang tidak resmi. Nama bintang yang kamu beli tidak akan diakui oleh para astronom di dunia akademis. Nama tersebut jelas juga tidak akan digunakan pada jurnal-jurnal ilmiah jika bintangnya diteliti.
Hanya International Astronomical Union (IAU), sebuah badan astronomi internasional dan merupakan satu-satunya otoritas resmi yang boleh memberi nama objek di luar angkasa. Selain memberi nama, IAU juga menjalankan sejumlah peran lain seperti penelitian dan klasifikasi berbagai objek semesta.
Apakah IAU membuka kesempatan publik untuk membeli bintang untuk diberi nama? Sayangnya tidak. Menurut informasi pada situs web resminya, IAU menjelaskan bahwa sebagai organisasi ilmiah internasional, mereka tidak berniat menjalankan praktik komersial untuk "menjual" nama bintang maupun objek-objek langit lainnya.
Bintang-bintang di galaksi sudah memiliki cara resmi tersendiri untuk diberi nama oleh IAU. Beberapa bintang terang – yang telah terlihat oleh manusia sepanjang sejarah – bahkan sudah memiliki nama yang diberikan oleh kebudayaan manusia zaman dulu, contohnya Betelgeuse, bintang terang di rasi bintang Orion.
Sementara itu, bintang-bintang yang lebih redup biasanya memiliki nama atau sebutan alfanumerik, nama yang menggunakan angka. Meski terdengar membosankan, penamaan bintang redup dengan angka itu adalah hal yang memudahkan para astronom, lho.
Nama yang memakai angka itu menunjukkan koordinat bintang di luar angkasa. Salah satunya bintang SMSS J031300.36-670839.3 (iya, kamu boleh abaikan membaca namanya, kepanjangan). SMSS adalah inisial dari SkyMapper Southern Survey (SMSS), instrumen yang digunakan untuk menemukannya, sedangkan angka-angka yang mengikutinya adalah asensio rekta dan deklinasi posisi bintangnya di langit.
Dengan nama serumit dan sepanjang itu, justru para astronom lain yang tidak tergabung dalam penemuan bintangnya dapat dengan mudah mencari dan menemukan bintang tersebut dan kemudian melihatnya melalui teleskop.
Meski begitu, IAU memberi kesempatan untuk menamai objek langit seperti asteroid atau komet bagi si penemunya. Sebagai contoh, komet C/2006 P1 juga dikenal sebagai Komet McNaught karena ditemukan oleh astronom asal Australia bernama Robert H. McNaught.
Mau beli nama bintang? Lebih baik beli hal lainnya yang bermanfaat deh!