Saran pencarian

Jadwal Fenomena Langit Mei 2021

Mei telah tiba! Akan ada banyak fenomena langit yang bisa diamati sepanjang bulan ini. Salah satu yang paling ditunggu-tunggu adalah: Gerhana Bulan.
Info Astronomy - Mei telah tiba! Akan ada banyak fenomena langit yang bisa diamati sepanjang bulan ini. Salah satu yang paling ditunggu-tunggu adalah: Gerhana Bulan total.

Seperti biasa, InfoAstronomy.org selalu menjadi sumber jadwal fenomena langit setiap bulannya, tak terkecuali untuk Mei ini. Sudah siapkah kamu untuk mengamati langit lagi? Yuk simak jadwal fenomena langit Mei 2021!

4 Mei 2021: Konjungsi Bulan dengan Saturnus
Mei akan dibuka dengan fenomena konjungsi antara Bulan dengan planet Saturnus. Dalam fenomena ini, kamu akan menemukan Saturnus yang terletak sejauh 4° saja dari Bulan. Dengan kata lain, Bulan dan Saturnus akan tampak berbedekatan satu sama lain di langit dalam pandangan dari Bumi.

Fenomena ini bisa diamati mulai jam 01.00 dini hari waktu setempat daerahmu sampai menjelang Matahari terbit. Bulan dan Saturnus nantinya akan teramati di langit arah timur.
Meski begitu, jarak Saturnus dari Bumi masih lebih dari 1 miliar kilometer, sehingga kenampakannya hanya akan seperti bintang kuning terang di langit malam. Kamu perlu menggunakan teleskop untuk bisa melihat Saturnus lengkap dengan cincinnya.

4 Mei 2021: Fase Bulan Perbani Akhir
Perbani akhir adalah ketika Bulan hanya tampak separuh bagian saja, setelah ia melakukan perjalanan 4/4 dalam orbitnya mengitari Bumi. Dengan begitu, Bulan baru akan terbit pada tengah malam, mencapai langit atas kepala ketika Matahari terbit, dan akan terbenam pada tengah hari.

Secara astronomis, fase perbani akhir akan dicapai Bulan pada jam 02.50 WIB.

5 Mei 2021: Konjungsi Bulan dengan Jupiter
Setelah bersama Saturnus, keesokan harinya (5/5) giliran planet Jupiter yang kencan dengan Bulan. Kedua benda langit ini akan terpisah sejauh 4° satu sama lain, bisa diamati ketika mereka baru saja terbit di ufuk timur sekitar jam 02.00 dini hari waktu setempat daerahmu.
Sama seperti Saturnus, karena jaraknya yang sangat jauh dari Bumi, Jupiter hanya akan muncul seperti bintang saja, yang lebih terang dibandingkan Saturnus. Teleskop bisa membantumu melihat garis-garis atmosfer di permukaan Jupiter dan bahkan empat bulan terbesarnya, Ganimede, Kalisto, Io, dan Europa.

6 Mei 2021: Hujan Meteor Eta-Akuarid
Sayangnya, tahun 2021 ini bukan tahun yang baik untuk mengamati hujan meteor Eta-Akuarid. Sesuai namanya, meteor-meteor akan muncul dari arah rasi bintang Akuarius, yang bertepatan dengan fase Bulan sabit. Posisi Bulan pun ada di depan rasi bintang Akuarius.

Bulan akan menjadi polusi cahaya alami, yang mana polusi cahaya (baik alami maupun buatan) harus sangat dihindari kalau mau mengamati fenomena hujan meteor. Dengan begitu, meteor-meteor yang redup akan jauh lebih redup lagi karena cahaya Bulan. Kemunculan meteor pun akan menurun drastis untuk tahun ini.

Padahal, kalau langit benar-benar gelap, tanpa Bulan maupun polusi cahaya buatan dari lampu-lampu kota, bisa teramati hingga 40 meteor per jam. Tahun ini kemungkinan hanya akan muncul 5-10 meteor per jamnya saja.
Jika kamu mau tetap mengamatinya, mulailah pengamatan pada jam 03.00 dini hari waktu setempat daerahmu. Cari Bulan di langit pada jam itu, karena di arah itulah rasi bintang Akuarius, titik radian kemunculan hujan meteor ini, akan berada.

12 Mei 2021: Fase Bulan Baru
Fase Bulan Baru adalah fase di mana sisi terang Bulan yang disinari Matahari tidak teramati dari Bumi, karena Bulan sedang mengalami konjungsi dengan Matahari. Dengan kata lain, Bulan dan Matahari akan terbit dan terbenam berbarengan dengan Matahari di langit.

Secara astronomis, fase Bulan Baru akan terjadi pada jam 02.01 WIB.

16 Mei 2021: Konjungsi Bulan dengan Mars
Selepas Matahari terbenam, amati langit barat untuk menemukan Bulan sabit yang sedang ditemani oleh planet Mars, yang dalam pandangan mata telanjang hanya akan terlihat seperti bintang kemerahan terang saja.
Mars akan terletak sejauh 1° di sisi barat daya Bulan pada momen konjungsi ini. Kamu butuh teleskop dengan pembesaran minimum 225x untuk bisa melihat Mars lebih jelas, lengkap dengan tudung es kering di kedua kutubnya.

Konjungsi Bulan dengan Mars ini bisa kamu amati sampai sekitar jam 20.30 malam waktu setempat daerahmu, ketika pasangan kosmis ini mulai terbenam di ufuk barat karena gerak rotasi Bumi kita.

17 Mei 2021: Sudut Elongasi Timur Terjauh Merkurius
Pada tanggal ini, planet Merkurius akan mencapai sudut elongasi terjauhnya dari sisi timur Matahari. Dengan kata lain, inilah waktu terbaik untuk melihat Merkurius karena ia akan berada setinggi 18° dari cakrawala barat pada saat Matahari terbenam.

Kamu bisa menemukan Merkurius di langit barat saat senja. Dalam pandangan mata telanjang, Merkurius hanya akan terlihat seperti bintang kecil terang saja di langit, yang mungkin akan sedikit sulit dalam menemukannya. Kalau punya teleskop, inilah waktu terbaik untuk melihat sang planet terkecil di tata surya tersebut.
20 Mei 2021: Fase Bulan Perbani Awal
Tujuh hari setelah fase Bulan Baru, Bulan sudah mencapai 1/4 jarak orbitnya dalam mengelilingi Bumi. Hal itu akan membuat Bulan tampak separuh bagian saja, sementara separuh bagian lainnya sedang tidak disinari Matahari, dalam pandangan dari Bumi.

Fase ini dikenal sebagai perbani awal. Pada fase ini, Bulan akan terbit pada tengah hari, mencapai langit atas kepala pada saat Matahari terbenam, dan akan terbenam pada tengah malam. Secara astronomis, fase perbani awal dicapai Bulan pada jam 02.13 WIB.

26 Mei 2021: Gerhana Bulan Total
Inilah fenomena yang paling ditunggu-tunggu para pengamat langit untuk tahun 2021, gerhana Bulan total! Indonesia bagian timur akan menjadi lokasi terbaik untuk melihat gerhana Bulan total ini karena bisa melihat proses gerhana dari awal hingga selesai. Namun, bukan berarti Indonesia bagian tengah dan barat tidak bisa menyaksikannya ya.
Gerhana akan dimulai pada jam 16.44 WIB (17.44 WITA, 18.44 WIT), ketika Bulan pertama kalinya masuk ke bayangan umbra Bumi, sehingga akan terlihat sedikit "gigitan" pada wajah Bulan. Sayangnya, untuk Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian tengah, Bulan belum terbit pada saat gerhana dimulai ini.

Fase puncak akan dimulai pada jam 18.11 WIB (19.11 WITA, 20.11 WIT). Beruntung, pada momen ini, Bulan sudah terbit di seluruh wilayah Indonesia, jadi kita semua bisa menyaksikan bersama-sama. Fase puncak, momen ketika Bulan sedang merah-merahnya, akan terjadi pada jam 18.18 WIB (19.18 WITA, 20.18 WIT), yang lalu akan berakhir pada jam 18.25 WIB (19.25 WITA, 20.25 WIT).

Setelah fase puncak itu berakhir, merahnya Bulan akan berangsur-angsur pudar, tetapi "gigitan" pada wajah Bulan masih akan teramati hingga fase gerhana parsial berakhir pada pukul 19.52 WIB (20.52 WITA, 21.52 WIT).

30-31 Mei 2021: Konjungsi Bulan dengan Saturnus
Mei dibuka dengan konjungsi Bulan dengan Saturnus, dan ditutup dengan fenomena langit yang sama persis. Bedanya, kali ini Bulan dan Saturnus bisa diamati mulai jam 23.00 malam waktu setempat daerahmu pada tanggal 30 Mei 2021, sampai Matahari terbit pada 31 Mei 2021.

Nah, itulah fenomena-fenomena langit yang akan terjadi sepanjang Mei 2021 ini. Mana yang paling ingin kamu amati?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.