Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Sejarah Penemuan Planet Ekstrasurya Pertama

Sampai artikel ini diterbitkan, telah ada 4.100-an planet ekstrasurya yang telah dikonfirmasi keberadaannya. Gimana sih para astronom menemukannya?

Info Astronomy - Sampai artikel ini diterbitkan, telah ada 5.000-an planet ekstrasurya yang telah dikonfirmasi keberadaannya, dengan 8.800-an lainnya yang masih menjadi kandidat, menunggu untuk disetujui, menurut informasi pada laman Exoplanet NASA.

Planet-planet ekstrasurya yang telah ditemukan ini terbagi dan terletak dalam sekitar 3.780 sistem bintang, dengan 700-an di antaranyamemiliki lebih dari satu planet. Bagaimana para astronom bisa sampai penemuan sebesar ini? Seperti apa sejarah penemuan planet ekstrasurya pertama?

Seiring pengetahuan manusia tentang alam semesta berkembang, pencarian planet ekstrasurya, jenis planet yang mengitari bintang lain selain Matahari di luar tata surya kita, telah menjadi prioritas dalam pencarian kehidupan asing maupun mencari planet yang dapat dihuni dan menopang kehidupan kita kalau-kalau Bumi sudah tidak aman lagi.

Menurut Space.com, bukti pertama dari sebuah planet ekstrasurya tercatat pada tahun 1917. Sayangnya, hal tersebut dengan cepat dilupakan karena keterbatasan teknologi pada masa itu.

Namun, seiring kemajuan teknologi, pada tahun 1992 deteksi pertama dari sebuah planet ekstrasurya akhirnya dikonfirmasi. Astronom radio Aleksander Wolszczan dan Dale Frail mengumumkan penemuan dua planet yang mengorbit pulsar PSR 1257 + 12.


Pulsar PSR 1257 + 12 terletak pada jarak sekitar 2.300 tahun cahaya. Pulsar sendiri merupakan jenis bintang neutron yang berputar cepat, di mana yang satu ini mencapai 1 putaran per 0,006219 detik.

Apa yang membuat para astronom ini mencurigai pertama kali bahwa pulsar ini memiliki planet adalah, menurut UniverseToday.com, putaran pulsar tidak menetap, melainkan sesekali denyutnya sedikit berkurang, lalu akan kembali normal lagi setelah beberapa waktu. Setelah studi intensif, Wolszczan dan Frail mendapatkan penjelasan mengapa itu terjadi: ada dua planet yang mengitarinya.

Salah satu planet dalam sistem ini berukuran tiga kali massa Bumi, sementara yang satunya lagi mencapai empat kali massa Bumi. Masing-masing butuh waktu setiap 67 dan 98 hari untuk sekali mengitari PSR 1257 + 12.

Penemuan planet ekstrasurya pertama tahun 1992 ini adalah berita besar dalam dunia astronomi kala itu, yang artinya manusia pada akhirnya mampu menemukan planet yang mengitari bintang selain Matahari di alam semesta. Sayangnya, pada saat itu, belum ada bukti planet yang mengitari bintang deret utama seperti Matahari.

Pencarian pun berlanjut. Sejak 1980-an, banyak kelompok astronom yang mencoba berburu planet ekstrasurya pertama yang mengelilingi bintang mirip Matahari. Beberapa kandidat banyak yang muncul dan tenggelam tanpa bukti yang cukup.

Memasuki Januari 1995, Didier Queloz, seorang mahasiswa pascasarjana astronomi di Universitas Jenewa, bekerja sama dengan penasihatnya, Michel Mayor, melakukan perburuan planet ekstrasurya melalui metode kecepatan radial, yakni melihat "goyangan" pada bintang yang disebabkan oleh adanya planet yang mengitarinya.

Queloz dan Mayor memilih bintang tipe-F yang disebut 51 Pegasi, kira-kira berjarak 50 tahun cahaya jauhnya dari Bumi. Mereka mencoba untuk mengkalibrasi kode penemuan planetnya, melakukan pengamatan bermalam-malam, hingga akhirnya menemukan secercah sinyal kuat yang berubah-ubah kira-kira setiap empat hari. Sebuah planet ekstrasurya berhasil ditemukan.

Dengan semangat, Queloz dan Mayor melakukan pengukuran lanjutan, dan menemukan bahwa planet ekstrasurya yang satu ini massa minimumnya hampir sebesar Jupiter, yang berarti objek tersebut pastilah sebuah planet, yang lantas diberi nama 51 Pegasi b.


Sejak saat itu, pencarian planet ekstrasurya menjadi prioritas tersendiri bagi para astronom, dan tentu saja, menjadi perhatian besar bagi umat manusia. Teknologi yang semakin berkembang dan metode deteksi terbaru selalu diterapkan secara khusus untuk pencarian ini.

Oh iya, tahukah kamu metode apa saja yang digunakan para astronom? Pencarian planet ekstrasurya adalah tugas yang sulit, terutama karena planet ekstrasurya kalah terang dari cahaya bintang yang mereka orbiti. Setidaknya, ada 3 metode pencarian utama yang telah dikembangkan untuk menemukan planet-planet di luar tata surya kita ini.

Pertama, kecepatan radial. Ketika ada planet yang mengitari sebuah bintang, gravitasi sang bintang dan planet akan saling memengaruhi, hal itu pada akhirnya akan membuat bintang "bergoyang" pada posisinya di langit. "Goyangan" ini sangat kecil, sehingga hanya bisa dideteksi dengan teleskop radio.

Kedua, metode transit. Metode yang satu ini adalah metode paling produktif bagi para astronom dalam menemukan planetekstrasurya. Metode ini adalah mengamati peredupan cahaya bintang secara periodik yang disebabkan oleh adanya planet yang lewat di antara bintang dan Bumi.

Ketiga, pencitraan langsung. Dalam menggunakan metode ini, para astronom biasanya akan memblokir cahaya bintang terlebih dulu, untuk nantinya bisa melihat keberadaan planet di sekitar bintang tersebut. Salah satu contoh planet ekstrasurya yang ditemukan lewat metode ini adalah planet Fomalhaut b yang mengitari bintang Fomalhaut.

Diperkirakan ada lebih dari 40 miliar planet ekstrasurya di galaksi Bimasakti saja, dengan 11 miliar di antaranya mengorbit bintang mirip Matahari. Mengingat ada lebih dari 200 miliar galaksi selain Bimasakti di luar sana, alam semesta sudah pasti dipenuhi banyak planet ekstrasurya, dan bisa saja ada kehidupan cerdas pada suatu lokasi di alam semesta yang jauh dari Bumi kita.

Sumber:
  • Horner, J., Kane, S. R., Marshall, J. P., Dalba, P. A., Holt, T. R., Wood, J., ... & Tylor, C. C. E. (2020). Solar system physics for exoplanet research. Publications of the Astronomical Society of the Pacific, 132(1016), 102001.
  • Martins, J. H. C., Santos, N. C., Figueira, P., Faria, J. P., Montalto, M., Boisse, I., ... & Cunha, D. (2015). Evidence for a spectroscopic direct detection of reflected light from 51 Pegasi b. Astronomy & Astrophysics, 576, A134.
  • Miller, M. C., & Hamilton, D. P. (2001). Implications of the PSR 1257+ 12 planetary system for isolated millisecond pulsars. The Astrophysical Journal, 550(2), 863.
  • Queloz, D. (2020). Nobel Lecture: 51 Pegasi b and the exoplanet revolution. Reviews of Modern Physics, 92(3), 030503.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.