Kenapa fenomena ini bisa terjadi? Dalam mengelilingi Bumi kita, Bulan tidak melintasi jalur yang melingkar sempurna, melainkan berbentuk elips dengan eksentrisitas orbit 0,0549. Itu sebabnya, pada suatu waktu Bulan bisa berada di jarak terdekat dengan Bumi (dikenal dengan istilah "perigee") maupun berada di jarak terjauhnya dari Bumi (dikenal sebagai "apogee").
Nah, yang terjadi pada 14 September 2019 nanti adalah momen ketika Bulan mencapai apogee tejauhnya dari Bumi. Menurut EarthSky.org, hal ini lantas akan membuat diameter sudut Bulan (yang akan sekitar 29 detik busur malam ini) 14% lebih kecil daripada ketika ia berada pada titik perigee terdekatnya tahun ini yang sudah terjadi pada 21 Januari 2019 silam.
Bulan purnama pada September ini sendiri secara astronomis terjadi pukul 11:34 WIB. Namun, karena ia berada pada posisi 180 derajat dari Matahari di langit Bumi, Bulan baru akan teramati ketika ia terbit bertepatan dengan Matahari terbenam sore ini.
Menurut In-the-sky.org, apogee Bulan tahun ini akan membawanya pada jarak sekitar 405.438 kilometer dari Bumi. Bila diamati sekilas saja dengan mata telanjang malam ini, mungkin kamu tidak akan menemukan perbedaan ukuran Bulan.
Kamu baru bisa menemukan perbedaannya bila pada 21 Januari 2019 kemarin sempat mengambil gambar Bulan lewat teleskop lalu membandingkannya dengan Bulan di apogee malam ini yang diambil dengan teleskop dan pengaturan kamera yang sama.
Kurang lebih, perbedaannya akan mirip dengan gambar ilustrasi di bagian atas artikel ini. Bulan purnama 14 September 2019 akan tampak kecil diameter sudutnya.
Tenang, tenang, peristiwa ini tidak akan memicu terjadinya bencana kok. Pada dasarnya, kita hanya akan melihat fenomena Bulan purnama yang memang biasa terjadi setiap bulannya. Tidak ada hal lain yang membuat Bulan purnama malam ini terlihat istimewa selain predikat "Mini" karena jaraknya yang sedang jauh dari Bumi.
Semoga cuaca cerah!