Ya, tata surya tidak berakhir di planet Neptunus, atau di planet kerdil Pluto, melainkan masih ada banyak anggota tata surya berukuran cilik-cilik yang berada jauh dari Matahari, di tepian tata surya. Beberapa anggota tata surya tersebut dikenal sebagai Cubewano.
Sederhananya, Cubewano merupakan anggota tata surya yang terletak di luar orbit Neptunus. Berbeda dengan kelompok objek Plutino (objek-objek mirip Pluto yang orbitnya dipengaruhi oleh gravitasi Neptunus), para Cubewano ini tidak mendapatkan pengaruh sedikitpun dari gravitasi planet Neptunus.
Dengan kata lain, para Cubewano sudah pasti selalu berada di luar orbit Neptunus, mereka juga memiliki orbit dengan sumbu semi-mayor dalam kisaran 40 hingga 50 AU dari Matahari. Tidak seperti Pluto, orbit-orbit Cubewano tidak memotong orbit Neptunus. Artinya, mereka memiliki eksentrisitas rendah dan terkadang memiliki orbit yang hampir melingkar.
Cubewano juga dikenal sebagai "Objek Sabuk Kuiper Klasik", ada total 532 objek Cubewano yang telah ditemukan hingga tahun 2018.
Perbandingan orbit Cubewano, Neptunus, dan Pluto. Kredit: Wikimedia |
Pascapenemuan 1992 QB1, para astronom rupanya menemukan banyak objek-objek serupa yang kemudian sering disebut "QB1-o", atau "cubewano". Walau begitu, istilah "Objek Sabuk Kuiper Klasik" lebih sering digunakan dalam literatur ilmiah daripada "cubewano".
Salah satu Cubewano yang memiliki orbit hampir melingkar sempurna adalah 50000 Quaoar. Ada juga Cubewano yang orbitnya sangat lonjong sehingga bisa berjarak lebih dekat dengan Matahari dibanding Neptunus, walaupun tidak memotong orbitnya.
Per Januari 2019, manusia berhasil mengunjungi salah satu Cubewano melalui wahana antariksa nirawak New Horizons. Cubewano yang dikunjungi tersebut bernama (486958) 2014 MU69, atau dikenal juga sebagai Ultima Thule. Pada 1 Januari 2019, New Horizons hanya berjarak sekitar 3.500 kilometer dari Ultima Thule.
Ultima Thule. Kredit: SwRI/NASA/JHUAPL |
Nah, itulah Cubewano yang merupakan anggota tata surya kita. Semoga menambah wawasanmu ya!