Saran pencarian

3 Januari: Bumi di Jarak Terdekat dari Matahari, Adakah Dampaknya?

Hari ini, 3 Januari 2018, Bumi kita mencapai jarak terdekatnya dari Matahari untuk tahun ini. Para astronom menyebut peristiwa ini sebagai "perihelion", berasal dari bahasa Yunani "peri" yang berarti "dekat", dan "helios" yang berarti "Matahari". Lalu, adakah dampaknya?
Ilustrasi. Kredit: Getty Images
Info Astronomy - Hari ini, 3 Januari 2018, Bumi kita mencapai jarak terdekatnya dari Matahari untuk tahun ini. Para astronom menyebut peristiwa ini sebagai "perihelion", berasal dari bahasa Yunani "peri" yang berarti "dekat", dan "helios" yang berarti "Matahari". Lalu, adakah dampaknya?

Perihelion tahun ini terjadi pukul 12.34 WIB. Pada jam itu, Bumi kita akan berjarak sejauh sekitar 147.097.233 kilometer dari Matahari. Enam bulan setelahnya, Bumi akan mencapai aphelion -- titik paling jauh dari Matahari -- atau tepatnya pada tanggal 6 Juli 2018. Di tanggal itu, jarak Bumi-Matahari mencapai 152.095.566 kilometer.

Dengan kata lain, jarak Bumi ke Matahari berbeda sekitar 5 juta kilometer di awal Januari daripada di awal Juli. Peristiwa ini memang selalu terjadi. Bumi selalu berada pada jarak paling dekat dengan Matahari setiap tahun di awal Januari, saat musim dingin di belahan Bumi utara, dan berada di jarak terjauh dari Matahari pada awal Juli, selama musim dingin di belahan Bumi selatan.

Ilustrasi perihelion vs aphelion. Kredit: NASA
Seperti yang Anda lihat di atas, tidak ada perbedaan jarak yang sangat besar antara perihelion dan aphelion. Bumi mengorbit Matahari dalam jalur orbit yang hampir melingkar. Jadi, jarak dari Matahari tidak akan menyebabkan perubahan musim di Bumi, melainkan kemiringan poros Bumi lah yang membuat perubahan musim terjadi.

Dengan kata lain, walaupun Bumi berada di perihelion hari ini, kita di Bumi (termasuk di Indonesia) tidak akan merasakan panas yang berlebihan. Suhu akan normal-normal saja. Tidak ada dampak negatif berupa kenaikan suhu Bumi.

Bahkan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tanggal 3 Januari 2018 ini diperkirakan cuaca berawan hinga hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Meskipun tidak bertanggung jawab atas perubahan musim, titik terdekat dan terjauh Bumi dari Matahari mempengaruhi panjang suatu musim. Saat Bumi berada paling dekat dengan Matahari, planet kita akan bergerak lebih cepat pada orbitnya dalam mengelilingi Matahari.

Saat ini, Bumi sedang melaju hampir 30,3 kilometer per detik, atau bergerak sekitar satu kilometer per detik lebih cepat daripada saat Bumi berada di jarak terjauh dari Matahari pada awal Juli mendatang.

Itu semua terjadi karena bentuk orbit Bumi. Bentuknya adalah elips, bentuk orbit yang menyebabkan variasi pada panjang musim.

Lalu, tahukah Anda mengapa kita tidak merasakan gerakan Bumi yang begitu cepat ini? Sederhananya, hal itu disebabkan karena kita, teman-teman dan keluarga kita, seluruh benda di Bumi, dan bahkan atmosfer Bumi bergerak atau berputar bersama-sama dengan Bumi pada kecepatan konstan yang sama. Kita baru bisa merasakan Bumi berputar jika planet ini tiba-tiba menghentikan rotasinya.

Nah, itulah sedikit informasi tentang perihelion yang akan dicapai Bumi hari ini. Waspada selalu terhadap berita hoaks yang beredar tentang dampak negatif perihelion.


Sumber: EarthSky, AstroPixels, ScienceAlert.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com