Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Mengenal Perbedaan Komet, Asteroid, dan Meteor

Tahukah kamu perbedaan antara komet, asteroid, dan meteor? Walaupun ketiganya sering dikelompokkan bersama karena pada dasarnya mereka adalah potongan batuan atau es kecil yang bukan merupakan bagian dari planet besar, ketiganya juga memiliki perbedaan, lho!
Kiri ke kanan: Komet, asteroid, meteor. Kredit: NASA/ESO/Flickr
Info Astronomy - Tahukah kamu perbedaan antara komet, asteroid, dan meteor? Walaupun ketiganya sering dikelompokkan bersama karena pada dasarnya mereka adalah potongan batuan atau es kecil yang bukan merupakan bagian dari planet besar, ketiganya juga memiliki perbedaan, lho!

Mari kita mulai dari komet...

Benda langit yang satu ini sering dijuluki sebagai "bola salju kotor", hal ini disebabkan karena komet terdiri dari kumpulan es dan debu yang membeku, mirip seperti salju namun kotor karena berdebu. Ketika mendekati Matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor. Panjang ekor komet dapat mencapai jutaan kilometer.

Komet sendiri berasal dari daerah bernama Awan Oort yang terletak di sisi luar sistem tata surya kita. Awan Oort berisi triliunan komet. Gangguan gravitasi dari bintang lain di sekitar Matahari dapat mengganggu keseimbangan awan ini dan mengirimkan beberapa komet secara acak menuju Matahari.

Inti komet terletak di pusatnya, terbuat dari gas serta debu batuan dan merupakan benda padat yang stabil. Pada saat komet mendekati Matahari setelah terlontar dari Awan Oort, sebagian material pada inti komet tersebut akan terlempar dari permukaan inti komet.

Hal tersebut akhirnya membentuk ekor debu. Namun, selain ekor debu dari lontaran material, ada pula ekor ion, yang panjangnya dapat mencapai 100 juta kilometer. Ekor ion terbentuk dari proses ionisasi gas pada saat komet berinteraksi dengan angin matahari; dan ekor komet selalu menjauhi Matahari.

Itu disebabkan oleh angin matahari menerpa awan gas yang melingkupi komet. Ketika komet mendekati Matahari, ekornya terbentang ke arah berlawanan dari Matahari.

Bagian-bagian komet. Kredit: Wikimedia Commons
Selanjutnya, mari kita bahas tentang asteroid. Asteroid merupakan objek langit yang berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid. Kenampakan visual asteroid sangat berbeda dengan komet. Perbedaan paling mencolok antara keduanya adalah, komet memiliki ekor, sementara asteroid tidak.

Setidaknya, asteroid dibagi dalam empat klasifikasi berdasarkan material penyusun dan letaknya. Yang pertama adalah asteroid kelas C, asteroid yang diketahui berada di luar orbit Bumi, dikenal juga sebagai asteroid Apollo. Cirinya adalah, ia berwarna gelap dan material penyusun utamanya adalah karbon.

Ada pula asteroid kelas D, asteroid yang juga dikenal sebagai asteroid Troya, cirinya juga berwarna gelap serta juga tersusun terutama oleh karbon. Bedanya, asteroid kelas ini merupakan kelompok asteroid yang letaknya bersebelahan dengan orbit planet. Mars, Jupiter, dan Neptunus memiliki asteroid Troya dalam orbitnya.

Kelas asteroid selanjutnya adalah kelas S, atau juga dikenal sebagai asteroid Aten. Asteroid ini memiliki orbit yang berada di dalam orbit Bumi. Berbeda dengan asteroid Apollo dan Troya, asteroid Aten sebagian besar material penyusunnya terdiri batuan dan besi.

Terakhir, ada asteroid kelas V, jenis asteroid yang memiliki orbit paling jauh, yakni berada di antara orbit Jupiter dan Uranus. Asteroid jenis ini tersusun dari batuan beku.

Asteroid yang pertama kali ditemukan dalam sejarah astronomi adalah Ceres pada tahun 1801 oleh astronom Giuseppe Piazzi. Pada awalnya, Ceres dipertimbangkan sebagai planet baru. Penemuan ini lantas diikuti dengan penemuan objek-objek lainnya yang serupa Ceres, yang dengan peralatan saat itu terlihat sebagai titik-titik cahaya mirip bintang.

Hal itu pun mendorong astronom Sir William Herschel untuk mengusulkan istilah "asteroid", yang berasal dari bahasa Yunani, ἀστεροειδής (baca: asteroeidēs) yang berarti "mirip bintang" atau "berbentuk seperti bintang". ἀστήρ (baca: astēr) dalam bahasa Yunani kuno artinya "bintang".

Perbandingan antara asteroid Vesta, asteroid Ceres, dengan Pluto dan satelit alaminya (Charon). Kredit: IBX
Nah, bila sudah mengetahui tentang komet dan asteroid, kita bisa lebih mudah memahami apa itu meteor. Sebab, meteor ternyata berhubungan erat dengan komet dan asteroid. Singkatnya, meteor merupakan partikel debu dari luar angkasa yang terbakar saat memasuki atmosfer Bumi.

Lalu, dari mana asal partikel debu ini? Jawabannya: bisa dari komet dan bisa pula dari asteroid! Sebuah benda langit baru bisa disebut sebagai meteor bila ia memasuki atmosfer Bumi. Selama ia masih berada di luar atmosfer Bumi, maka objek-objek partikel debu ini disebut sebagai meteoroid.

Persatuan Astronomi Internasional pada sidang umum IX pada 1961 mendefinisikan meteoroid sebagai berikut: "Sebuah benda padat yang berada/bergerak dalam ruang antarplanet, dengan ukuran lebih kecil daripada asteroid dan lebih besar daripada sebuah atom atau molekul".

Ketika memasuki atmosfer sebuah planet, meteoroid akan terpanaskan dan akan menguap sebagian atau seluruhnya. Gas-gas di sepanjang lintasannya akan terionisasi dan bercahaya. Jejak dari gas bercahaya inilah yang disebut sebagai meteor, atau "bintang jatuh". Jika sebagian meteoroid ini mencapai tanah, maka akan disebut sebagai meteorit.

Meteoroid sendiri merupakan partikel kecil yang terlepas dari komet ataupun asteroid. Jadi, selama perjalanannya mengelilingi Matahari, komet dan asteroid dapat meninggalkan sisa-sisa debu (disebut sebagai debris) di sepanjang jalur orbitnya. Ketika Bumi melintasi bekas jalur orbit komet atau asteroid yang berisi jutaan debris tersebut, maka debris tadi akan tertarik gravitasi Bumi lalu masuk ke atmosfer.

Meteoroid dapat memasuki atmosfer Bummi dengan kecepatan sekitar 70 kilometer per detik, membuatnya hanya muncul beberapa detik lalu kemudian menghilang begitu saja. Tataplah langit malam yang cerah pada malam hari, bila beruntung kamu akan melihat lesatan meteor.

Hujan meteor di langit Turki. Kredit: Tuc Tezel
Nah, jadi itulah perbedaan antara komet, asteroid, dan meteor. Jangan sampai kebolak-balik lagi, ya. Sampai di sini, kamu sudah bisa kan menjelaskan perbedaan ketiganya bila teman atau anak (bila sudah punya anak) bertanya? Selamat menjadi astronom!


Sumber: UC Berkeley, NEO, Harvard.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com