Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Menemukan Planet Bercincin di Luar Tata Surya Kita

Planet bercincin cukup berlimpah di Tata Surya kita, mulai dari Jupiter hingga Neptunus. Tetapi baru satu planet di luar Tata Surya kita saja yang ditemukan memiliki cincin, yakni planet ekstrasurya J1407b. Mengapa demikian? Apakah planet bercincin terlalu sulit untuk ditemukan atau populasinya sangat jarang?
Saturnus. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Info Astronomy - Planet bercincin cukup berlimpah di Tata Surya kita, mulai dari Jupiter hingga Neptunus. Tetapi baru satu planet di luar Tata Surya kita saja yang ditemukan memiliki cincin, yakni planet ekstrasurya J1407b. Mengapa demikian? Apakah planet bercincin terlalu sulit untuk ditemukan atau populasinya sangat jarang?

Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Masataka Aizawa dari Universitas Tokyo, Jepang yang diterbitkan dalam The Astronomical Journal pada tanggal 31 Maret 2017 dan dipresentasikan di American Astronomical Society telah meneliti kemungkinan beberapa kandidat planet bercincin.

Aizawa dan rekan-rekannya mengatakan bahwa planet bercincin kemungkinan merupakan planet dengan periode orbit panjang dalam mengelilingi bintang induk di sistem mereka. Hal ini cukup masuk akal karena diketahui planet yang berjarak dekat dengan bintang induknya memiliki kondisi yang terlalu panas untuk membentuk cincin es.

Cincin sebuah planet umumnya memiliki massa yang terlampau kecil dibandingkan dengan planet dan bintang induknya, membuat pendeteksian cincin sebuah planet ekstrasurya melalui pengaruh gravitasi mereka hampir mustahil. Tapi dengan metode lain, seperti mencari tanda-tanda cincin selama transit planet atau melalui spektroskopi, yang mengungkapkan susunan kimia dari sistem planet, tampaknya cukup menjanjikan.

Seperti misalnya penemuan cincin yang mengelilingi planet Uranus, yang ditemukan melalui metode transit pada tahun 1977, ketika astronom James Elliot, Edward Dunham, dan Jessica Mink menyaksikan planet es raksasa tersebut mengokultasi (lewat di depan) bintang di latar belakang yang jauh.

Okultasi, seperti transit, memberikan astronom informasi tentang ukuran planet, atmosfer, dan sistem cincin (bila sang planet memang mempunyainya). Elliot dan timnya mengamati lima kedipan kecil pada cahaya bintang latar belakang sebelum dan sesudah planet Uranus menutupi bintang dari pandangan di Bumi. Kedipan yang kemudian diketahui disebabkan oleh cincin planet.

Tim Aizawa saat ini telah mengantongi 89 kandidat planet bercincin yang siap untuk diamati melalui metode transit untuk mencari cincinnya satu per satu. Menggunakan kurva cahaya transit, yang menunjukkan perubahan cahaya dari bintang induknya dari waktu ke waktu, Aizawa dan timnya mencoba untuk menyesuaikan data untuk model planet tunggal tanpa cincin ketika melintasi wajah bintangnya.

Bila ada banyak perubahan atau perbedaan antara prediksi kurva cahaya dengan hasil aktual melalui pengamatan mereka, maka hal tersebut bisa menandakan keberadaan cincin atau fitur lainnya yang mengelilingi planet tersebut.

Dari 89 kandidat, ada salah satu kandidat yang paling mungkin memiliki cincin: planet KIC 10403228, sebuah planet yang mengorbit bintang kerdil merah kelas-M. Tim Aizawa telah membuat model transit untuk planet bercincin dalam meneliti planet KIC 10403228. Nantinya, bila hasil pengamatan sama dengan model yang telah dibuat, maka planet tersebut memang memiliki cincin.

Meneliti planet bercincin adalah hal yang menarik. Bukan tidak mungkin nanti kita akan menemukan lagi planet semacam J1407b yang memiliki cincin selebar jarak antara Bumi ke Matahari!


Sumber: American Astronomical Society
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.