Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Ketika Lubang Hitam Supermasif di Pusat Bimasakti Sedang 'Diet'

Menggunakan data Teleskop Antariksa Hubble, para astronom menemukan sepertinya lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bimasakti sedang memasuki masa diet akhir-akhir ini. Pasalnya, diperkirakan makanan terakhir yang dilahap sang lubang hitam supermasif ini sekitar 6 juta tahun yang lalu.
Ilustrasi lubang hitam. Kredit: Wikimedia Commons
Info Astronomy - Menggunakan data Teleskop Antariksa Hubble, para astronom menemukan sepertinya lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bimasakti sedang memasuki masa diet akhir-akhir ini. Pasalnya, diperkirakan makanan terakhir yang dilahap sang lubang hitam supermasif ini sekitar 6 juta tahun yang lalu.

Perkiraan ini dilakukan dengan menelusuri pergerakan gas dingin dalam Gelembung Fermi melalui Teleskop Antariksa Hubble. Gelembung Fermi sendiri merupakan dua gelembung plasma panas raksasa yang dikeluarkan oleh lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita setelah ia melahap makanan terakhirnya.

Gelembung Fermi menjadi semacam sendawa kosmik dari lubang hitam supermasif yang disebut Sagitarius A* (A-star) tersebut. Gelembung plasma panas ini diperkirakan memiliki massa yang setara dengan massa jutaan Matahari.

Para peneliti menggunakan sinar ultraviolet dari cahaya quasar di "belakang" gelembung untuk mempelajari lebih lanjut tentang gelembung plasma panas ini, seperti mengetahui kecepatannya, komposisinya, hingga temperatur gasnya. Pengamatan dilakukan dengan Hubble yang berada di orbit Bumi karena pengamatan dari permukaan Bumi akan mustahil mengingat sebagian besar radiasi UV terblokir oleh lapisan ozon.

Ilustrasi gelembung Fermi. Kredit: NASA/JPL-Caltech
"Untuk pertama kalinya, kami tidak hanya menemukan adanya gas panas, melainkan juga telah melacak gerakan gas dingin pada salah satu Gelembung Fermi, yang memungkinkan kita untuk memetakan kecepatan gas dan mengetahui kapan gelembung itu terbentuk," kata pemimpin peneliti Rongmon Bordoloi dari Massachusetts Institute of Technology.

Menurut Bordoloi dan rekan-rekannya, sendawa terakhir dari lubang hitam supermasif Sagitarius A* terakhir kali terjadi pada 6 sampai 9 juta tahun yang lalu. Sendawa tersebut membentuk struktur gelembung gas kembar yang hanya terlihat dalam sinar-X dan sinar gamma. Sejak saat itu, lubang hitam di pusat galaksi kita melakukan diet.

Jurnal penelitian Bordoloi dan rekan-rekannya yang diterbitkan dalam Astrophysical Journal menyatakan bahwa massa gas dingin yang mereka temukan setara dengan massa 2 juta Matahari dan memiliki suhu sekitar 9.800° Celcius.

Walaupun suhu itu masih sangat panas menurut standar manusia, namun faktanya suhu gas dingin tersebut cukup dingin dibandingkan dengan gas panas di sana yang bisa mencapai jutaan derajat Celcius. Memiliki kecepatan antara 1,000-1,300 kilometer per detik, gelembung tersebut telah meluas selebar 23.000 tahun cahaya di atas cakram galaksi Bimasakti.

Penelitian ini sangat penting untuk memahami bagaimana evolusi galaksi, khususnya galaksi kita. Kita jadi tahu bahwa pertumbuhan galaksi dengan lubang hitam supermasif di pusatnya selalu berbarengan.


Sumber: Phys.org
Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.