Ilustrasi sabuk asteroid. Kredit: Wikimedia Commons |
Jenis asteroid-asteroid tersebut dikenal sebagai "Near-Earth Asteroid," atau disingkat NEAs. Perhitungan jumlah NEAs yang begitu banyak diumumkan Lembaga Antariksa AS (NASA) pekan ini. Mereka telah mengidentifikasi dan mengatalogkan total 15.000 batuan luar angkasa tersebut.
NASA mendeteksi semua asteroid ini melalui proyek pengamatan NEO (Near Earth Object), yang dapat melacak keberadaan asteroid dan komet yang dapat membahayakan Bumi. Pada Agustus 2013, proyek NEO berhasil menemukan 10.000 asteroid, dan per Oktober 2016 ini jumlahnya meningkat menjadi 15.000 asteroid.
"Naiknya jumlah penemuan asteroid dekat Bumi ini disebabkan karena kami telah meningkatkan kualitas instrumen dan teleskop untuk survei langit proyek NEO," kata Kelly Fast, manajer program proyek NEO dalam sebuah pernyataan.
Walau mengesankan, jumlah asteroid yang begitu banyak ini juga menakutkan. Menurut data NEO, 27% dari 15 ribu NEAs yang ditemukan berdiameter lebih dari 140 meter. Sebagai perbandingan, ukuran asteroid yang pernanh memasuki atmosfer Bumi dan meledak di atas kota Chelyabinsk, Rusia pada 15 Februari 2013 "hanya" berdiameter 17 meter.
Walau diameter asteroid Chelyabinsk jauh lebih kecil dari 27% NEAs di atas, asteroid tersebut mampu mengeluarkan energi setara 500 kiloton TNT (29 kali lebih energik daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945), serta menciptakan ledakan dan gelombang kejut yang sangat kuat untuk meluluh lantakan kota.
Jadi ya, ada ancaman bagi Bumi, dan tidak ada satupun yang bisa tahu pasti kapan asteroid besar berikutnya akan "berkunjung" ke Bumi. Itulah mengapa saat ini ada upaya besar yang sedang dilakukan untuk melacak benda-benda berbahaya ini dan memastikan tidak ada satupun NEAs yang akan menabrak Bumi.