Planet kerdil Ceres dipotret wahana antariksa Dawn. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Ditemukan pada tanggal 1 Januari 1801 oleh Giuseppe Piazzi, astronom asal Italia, Ceres merupakan asteroid pertama yang ditemukan, meskipun pada saat itu objek ini diklasifikasi sebagai planet. Pada 24 Agustus 2006, Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) memutuskan untuk mengubah status Ceres menjadi "planet kerdil", bersama dengan Pluto, Sedna dan Makemake yang berada di Sabuk Kuiper.
Permukaan Ceres mungkin merupakan campuran antara es air dan berbagai mineral terhidrasi seperti karbonat dan lempung. Planet katai ini tampaknya terdiferensiasi dengan inti yang berbatu dan mantel yang ber-es, dan mungkin mengandung samudra di bawah permukaannya. Dari Bumi, magnitudo tampak Ceres bervariasi antara 6.7 hingga 9.3, sehingga terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang kecuali jika langit sangat gelap.
Sejauh ini, baru ada satu benda buatan manusia yang mengunjungi Ceres, yakni wahana antariksa Dawn yang diluncurkan oleh NASA pada tanggal 27 September 2007. Dawn telah tiba di Ceres tahun lalu dan telah mempelajari banyak ilmu pengetahuan di sana. Oh iya, planet kerdil ini dinamai dari Ceres, dewi agrikultur Romawi.
Salah satu data yang didapat dari Dawn adalah massa Ceres. Massa Ceres ditentukan berdasarkan analisis pengaruh planet kerdil tersebut terhadap asteroid-asteroid yang lebih kecil. Beberapa peneliti memperkirakan hasil yang sedikit berbeda. Rata-rata tiga perkiraan yang paling tepat dari massa Ceres adalah 9,4×1020 kg.
Massa tersebut merupakan sepertiga dari jumlah massa di sabuk asteroid (3,0 ± 0,2×1021 kg), yang merupakan 4% massa Bulan. Luas permukaan Ceres diperkirakan sama dengan luas India atau Argentina. Massa Ceres cukup untuk mencapai bentuk bulat dalam keseimbangan hidrostatik. Sebaliknya, asteroid besar lain seperti Pallas, Juno, dan terutama Hygiea memiliki bentuk yang tidak biasa.
Sama seperti Bumi, bentuk Ceres adalah bulat pepat di kedua kutubnya. Kepepatan Ceres menunjukkan bahwa Ceres mungkin terdiferensiasi, yang menunjukkan bahwa Ceres terdiri dari inti berbatu yang dilapisi oleh mantel ber-es. Mantel setebal 100 km ini (23%–28% massa Ceres; 50% volume Ceres) mengandung 200 juta kilometer kubik air, yang melebihi kandungan air tawar di Bumi. Hal ini didukung oleh pengamatan melalui teleskop Keck pada tahun 2002 dan permodelan evolusioner. Selain itu, karakteristik dan sejarah permukaan Ceres (seperti jarak dari Matahari yang melemahkan radiasi matahari) mendukung keberadaan materi volatil di bagian dalam Ceres.
Akan tetapi, bentuk dan dimensi Ceres mungkin juga dihasilkan oleh struktur dalam yang berpori dan terdiferensiasi sebagian atau sepenuhnya tak terdiferensiasi. Keberadaan lapisan batu di atas es tidaklah stabil secara gravitasional. Apabila endapan batu terbenam di lapisan es yang terdiferensiasi, endapan garam dapat terbentuk.
Endapan semacam itu hingga kini masih belum ditemukan. Maka, mungkin Ceres tidak memiliki lapisan es yang besar, namun terbentuk dari asteroid dengan berat jenis yang rendah dan mengandung komponen encer. Peluruhan isotop radioaktif mungkin tidak cukup untuk menyebabkan diferensiasi.