Saran pencarian

Robot Curiosity Mulai Teliti Area Keberadaan Air Cair pada Permukaan Mars

Sejak diumumkan bahwa ada bukti air cair yang mengalir di Mars, para ilmuwan NASA telah merangkai formulasi untuk menemukan bagaimana cara terbaik untuk menyelidiki lebih lanjut temuan tersebut, dengan harapan menemukan bukti adanya kehidupan di Planet Merah pada masa lalu atau saat ini.
Robot penjelajah Curiosity selfie di permukaan Mars. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Info Astronomy - Sejak diumumkan bahwa ada bukti air cair yang mengalir di Mars, para ilmuwan NASA telah merangkai formulasi untuk menemukan bagaimana cara terbaik untuk menyelidiki lebih lanjut temuan tersebut, dengan harapan menemukan bukti adanya kehidupan di Planet Merah pada masa lalu atau saat ini.

"Ini tidak sesederhana mengemudikan robot penjelajah ke area yang potensial dan mengambil satu sendok tanah Mars lalu menelitinya," kata Jim Green, direktur misi keplanetan NASA, seperti dilansir InfoAstronomy.org dari situs resmi Jet Propulsion Laboratory NASA.

Sambil menunggu persetujuan dari perpanjangan misi, robot seukuran mobil beroda enam tersebut akan terus naik secara progresif ke Gunung Sharp, salah satu gunung tertinggi di Mars, meneliti bagaimana keadaan ingkungan yang kaya akan adanya air.

Para ilmuwan tadinya menganggap temperatur di permukaan Mars terlalu dingin dan gersang sehingga tak memungkinkan air dalam bentuk cair untuk bertahan meski di planet itu ada deposit es.

"Bukti yang sejauh ini ada adalah air di Mars kalau ditemukan akan berbentuk beku. Ini untuk pertama kalinya ada bukti terdapat air dalam bentuk cair di Mars, maka inilah saat yang tepat bagi kami untuk menelitinya," tutur Green.

Temuan terbaru ini memperlihatkan bahwa tanah di Mars mengandung air asin. Seperti diketahui, diperlukan suhu yang jauh lebih dingin untuk membuat air garam membeku. Ini berbeda dengan air biasa yang membeku pada suhu nol derajat celsius.

Ketika bercampur dengan kalsium perklorat, air dalam bentuk cair tetap bertahan dalam bentuk ini hingga suhu -70 derajat celsius. Pengukuran baru di kawah Gale pada permukaan Mars menunjukkan, selama musim dingin, dari malam hingga sebelum Matahari terbit, temperatur dan tingkat kelembaban di Mars ideal untuk terbentuknya air asin.

Peneliti Mars di Universitas Kopenhagen yang juga anggota tim peneliti Curiosity, Morten Bo Madsen, mengatakan bahwa tanah di Mars tidak terlalu padat. "Yang kita lihat adalah air bisa meresap. Sejalan dengan berlalunya waktu, garam mungkin masuk ke tanah ini dan sekarang menjadi cair, bergerak ke tempat lain, dan menguap di bawah permukaan Mars," kata Madsen.

Curiosity mendarat di Mars pada 2012 di kawah Gale, yang terletak di selatan ekuator. Kawah raksasa ini memiliki diameter 154 kilometer dengan tinggi dinding kawah sekitar lima kilometer. Kini Curiosity sedang sibuk mengumpulkan data dalam penelitian air cair di permukaan Planet Merah.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.