Ilustrasi. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Kepler menemukan planet dengan mencari kerlipan kecil pada cahaya sebuah bintang yang mengindikasikan adanya sebuah planet yang lewat di depan bintang induknya tersebut. Metode ini dinamai metode transit. Planet ekstrasurya dianggap mampu menghalangi sebagian kecil dari cahaya bintang yang berjarak jutaan tahun cahaya dari Bumi.
Ini sebenarnya sebuah fenomena yang sama seperti yang terjadi pada 9 Mei 2016 kemarin, ketika Merkurius transit di depan wajah Matahari. Tapi tidak seperti Merkurius atau Venus, yang dapat kita lihat dari Bumi ketika mereka transit di Matahari, para astronom tidak bisa melihat sebuah planet ekstrasurya atau bahkan bintang induknya itu sendiri, hal ini karena mereka begitu jauh, jauh sekali.
Untuk sebuah planet ekstrasurya mirip Jupiter, para astronom mengatakan planet tersebut dapat meredupkan sekitar 1% saja dari kecerahan bintang induknya, dan para astronom juga perlu meneliti keredupan tersebut secara rutin dengan teleskop berbasis darat untuk mengkonfirmasi bahwa benarkah itu sebuah planet atau bukan.
Nah, keuntungan menggunakan teleskop Kepler, yang berada di luar angkasa dekat orbit Matahari, membuat para astronom lebih mudah mengidentifikasi planet asing yang sedang transit. Meski begitu, transit hanya terlihat pada sistem bintang yang sedang "menghadap" ke Kepler.
Sayangnya, dari 1.284 planet asing yang telah dikonfirmasi keberadaannya, tidak ada satu pun yang merupakan kembaran Bumi (yang benar-benar kembar atau mirip). NASA hanya menemukan planet-planet yang berada di zona laik huni bintang induknya, zona di mana planet mungkin memiliki air dalam bentuk cair pada permukaannya.
Bumi Super
Dari 1.284 planet baru yang diidentifikasi, sekitar 550 planet dikatakan memiliki ukuran lebih kecil hingga dua kali radius Bumi, yang berarti komposisi planet-planet ini bisa saja berbatu. Sembilan di antaranya juga dikatakan terletak di zona laik huni.Namun, tujuh dari sembilan tadi berada di tepi bagian ekstrim dari zona laik huni, bergeser sedikit saja dari orbitnya bisa membuat tujuh planet tersebut terlalu panas atau terlalu dingin.
Alhasil, hanya ada dua planet asing yang berada di zona laik huni "aman", dan salah satunya bernama planet Kepler-1229b. Planet tersebut diketahui memiliki ukuran yang mirip dengan Bumi, yakni memiliki jari-jari 1,1 kali jari-jari Bumi. Namun, bintang induknya adalah bintang katai merah yang dingin, Kepler-1229b mengorbit bintang induknya sekali setiap 87 hari.
Ilustrasi planet Bumi-Super Kepler-452b. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Hal yang mengejutkan adalah bahwa sekitar dua pertiga dari 1.284 planet yang ditemukan oleh Teleskop Antariksa Kepler berada di dua kategori planet terakhir di atas, Bumi Super dan Neptunus Mini. Dan anehnya, kita tidak menemukan planet-planet seukuran Bumi kita di galaksi kita sendiri, hampir seluruhnya lebih besar dari Bumi namun lebih kecil dari Neptunus.
Planet seukuran Bumi memang ternyata sulit untuk dideteksi daripada mendeteksi Bumi Super maupun Neptunus Mini, tapi bukan berarti planet-planet seperti Bumi kita tidak ada di alam semesta, hanya saja kita belum berhasil menemukannya.
Sementara para astronom masih belum menemukan kembaran yang benar-benar kembar dengan Bumi, melihat laju penemuan planet asing yang meningkat pesat ini sepertinya hanya tinggal menunggu waktu untuk bertemu dengan Bumi kedua.