Pesawat ulang-alik Challenger saat peluncuran. Kredit: NASA |
Challenger adalah pesawat ulang-alik Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang kedua. Peluncuran perdananya berlangsung pada 4 April 1983.
Pesawat ini sempat menjalani misi sebanyak 9 kali sebelum akhirnya hancur berantakan pada detik ke-73, saat peluncuran untuk misinya yang kesepuluh (STS-51-L). Kejadian tragis ini menewaskan seluruh awak pesawat yang berjumlah tujuh orang.
Awak pesawat yang tewas adalah: Michael Smith, Dick Scobee, Judith Resnik, Ronald McNair, Ellison Onizuka, Gregory Jarvis dan Christa McAuliffe. Challenger digantikan oleh pesawat Endeavour yang melakukan peluncuran perdananya pada 1992, enam tahun setelah musibah tersebut.
Meledaknya Challenger di angkasa. Kredit: NASA |
Akibat dari insiden ledakan Challenger ini, NASA membatalkan beberapa penerbangan ke luar angkasa. Termasuk pesawat ulang-alik bernama Columbia yang akan mengangkut satelit Palapa B-3 milik Indonesia.
Pratiwi adalah seorang ilmuwan dari Universitas Indonesia. Dia lahir tanggal 31 Juli 1952 di Bandung. Saat itu rencananya Indonesia akan memberangkatkan astronot dalam misi STS-61-H yang menggunakan pesawat ulang-alik Columbia.
STS-61-H yang direncanakan berangkat tahun 1986 ini akan meluncurkan tiga satelit komersil Skynet 4A, Palapa B3 and Westar 6S.
Keduanya sudah lama berlatih di bawah bimbingan NASA di Amerika Serikat. Pemerintah RI sudah mengeluarkan biaya cukup besar untuk latihan ini. Pratiwi dan Taufik pun sudah siap diterbangkan ke luar angkasa. Tapi tragedi mengenaskan terjadi.
Setelah itu tak pernah ada lagi rencana Indonesia mengirimkan astronot ke luar angkasa. Pratiwi Sudarmono meneruskan karirnya sebagai ilmuwan, dan Taufik Akbar juga terus berkarir di PT Telkom.
Keduanya sudah lama berlatih di bawah bimbingan NASA di Amerika Serikat. Pemerintah RI sudah mengeluarkan biaya cukup besar untuk latihan ini. Pratiwi dan Taufik pun sudah siap diterbangkan ke luar angkasa. Tapi tragedi mengenaskan terjadi.
Setelah itu tak pernah ada lagi rencana Indonesia mengirimkan astronot ke luar angkasa. Pratiwi Sudarmono meneruskan karirnya sebagai ilmuwan, dan Taufik Akbar juga terus berkarir di PT Telkom.