Europa, satelit alami milik Jupiter. Kredit: NASA/JPL/University of Arizona |
Sebuah analisis pengamatan inframerah pada Europa mengungkapkan bahwa hidrogen peroksida berlimpah pada satelit alami milik planet jovian ini. Apabila hidrogen peroksida ditemukan di bawah permukaan Europa dan bercampur dengan air laut cair di sana, itu bisa menjadi sumber energi penting bagi setiap kehidupan yang mungkin ada di sana, kata para ilmuwan.
"Kehidupan seperti yang kita tahu membutuhkan air cair, unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfor dan belerang, dan membutuhkan suatu bentuk kimia atau energi cahaya untuk mendapatkan kehidupan dilakukan," pemimpin studi Kevin Hand, dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Europa memiliki air cair dan elemen, dan kami berpikir bahwa senyawa seperti peroksida mungkin menjadi bagian penting dari kebutuhan energi. Ketersediaan oksidan seperti peroksida di Bumi adalah bagian penting dari munculnya kompleks, kehidupan multisel."
Dilansir dari SPACE.com, 6 April 2013, Planetolog Mike Brown dari California Institute of Technology di Pasadena turut menulis studi baru, yang menganalisis pengamatan dekat dengan inframerah ke Europa yang dikumpulkan pada bulan September 2011 oleh teleskop Keck II di atas Gunung api Mauna Kea di Hawaii.
Studi ini menemukan bahwa konsentrasi tinggi terhadap unsur hidrogen peroksida terjadi pada sisi utama Europa saat mengorbit Jupiter. Es di daerah tersebut adalah air nyaris murni dan tidak terkontaminasi oleh belerang seperti bagian lain dari Europa, kata NASA.
Hidrogen peroksida yang terbentuk di Europa disebabkan oleh bombardir radiasi dari permukaannya ketika bergerak melalui medan magnet yang kuat dari Jupiter. Pada yang paling terkonsentrasi, kimia ini ditemukan dengan kelimpahan peroksida sekitar 0,12 persen dibandingkan dengan air. Itu sekitar 20 kali lebih encer daripada botol hidrogen peroksida yang dijual di toko obat di Bumi.