Ilustrasi. Kredit: CMSA |
Untungnya, tak ada korban jiwa dalam peristiwa jatuhnya stasiun antariksa seberat delapan ton ini. Sebab, menurut informasi yang kami himpun, Tiangong-1 jatuh kembali ke Bumi di wilayah tengah Samudra Pasifik bagian selatan.
Area jatuhnya Tiangong-1. Kredit: Space-track.org |
Namun, pada tahun 2016, pihak badan antariksa Tiongkok kehilangan komunikasi dengan Tiangong-1, sehingga membuat stasiun antariksa tersebut berhenti berfungsi dan tidak lagi menanggapi kontrol darat. Ia siap jatuh sejak saat itu.
Pada Desember 2017, Tiongkok akhirnya membuat pernyataan kepada PBB tentang Tiangong-1 yang akan terjun kembali ke Bumi pada akhir Maret 2018, walaupun perkiraan awal itu meleset beberapa hari (jatuhnya adalah awal April).
Apa yang terjadi pada Tiangong-1 saat terjun kembali ke Bumi hari ini? Yang jelas, menurut LAPAN, panas dan tekanan yang dialami Tiangong-1 saat masuk ke atmosfer Bumi akan mengakibatkan ia pecah dan serpihannya (jika tidak habis terbakar) akan menyebar pada area yang panjangnya bisa mencapai ribuan kilometer dengan lebar puluhan kilometer di permukaan Bumi.
Ilustrasi. Kredit: Aerospace |
Walau begitu, Space.com mengatakan, Tiangong-1 bukanlah benda buatan manusia terbesar yang pernah jatuh dari langit. Sebab yang terbesar adalah stasiun antariksa Mir milik Uni Soviet yang berbobot 140 ton. Bedanya, Mir kala itu masih terkontrol, sehingga ia bisa dikendalikan untuk jatuh tepat di atas Samudra Pasifik pada Maret 2001.
Farewell, Tiangong-1.