Saran pencarian

Si Planet Hitam Legam WASP-12b

Baru-baru ini, sekelompok astronom dengan menggunakan Teleskop Antariksa Hubble telah menemukan sebuah planet ekstrasurya yang hampir seluruh permukaannya hitam legam. Saking hitamnya, planet ini hanya memantulkan 10 persen cahaya yang diterima dari bintang induknya, membuatnya sangat tidak biasa.
Ilustrasi. Kredit: NASA/ESA/G. Bacon (STScI)
Info Astronomy - Baru-baru ini, sekelompok astronom dengan menggunakan Teleskop Antariksa Hubble telah menemukan sebuah planet ekstrasurya yang hampir seluruh permukaannya hitam legam. Saking hitamnya, planet ini hanya memantulkan 10 persen cahaya yang diterima dari bintang induknya, membuatnya sangat tidak biasa.

Planet ekstrasurya -- planet yang berada di luar tata surya kita -- tersebut bernama WASP-12b, terletak 1.400 tahun cahaya jauhnya dari Bumi. Planet ini mirip Jupiter, sebuah planet raksasa gas. Diketahui, planet WASP-12b mengorbit begitu dekat dengan bintang induknya, sehingga dijuluki sebagai "Jupiter panas". Suhunya diperkirakan mencapai 2.500° C pada sisi siangnya.

Dengan menggunakan Hubble, tim astronom gabungan dari Universitas McGill, Kanada, dan Universitas Exeter, Inggris, menemukan bahwa planet ini memiliki albedo (reflektifitas) hanya 0,064. Dengan kata lain, planet ini lebih gelap dari aspal, dan membuat planet ini dua kali kurang reflektif dari Bulan, yang memiliki albedo 0,12.

Planet ini pertama kali ditemukan pada tahun 2008. Ia diketahui mengorbit bintang mirip Matahari yang terletak di arah konstelasi Auriga. Sejak penemuan pertama itu, planet hitam legam ini telah dipelajari beberapa kali, dan penelitian kali ini adalah pertama kalinya kita memahami bagaimana keadaannya.

"Kami tidak menyangka dapat menemukan planet ekstrasurya segelap itu," kata pemimpin studi ini, Taylor Bell dari Universitas McGill, yang juga seorang peneliti di Institute for Research on Exoplanets di Montreal, Kanada.

Dari pengamatan terbaru ini, diketahui bahwa planet WASP-12b mengalami penguncian gravitasi terhadap bintang induknya, menyebabkan hanya satu sisi planetnya saja yang terus-terusan mengalami siang hari, sementara sisi lainnya mengalami malam yang abadi.

Bell dan rekan-rekannya menyimpulkan warna planet ini dengan melihat planet tersebut saat melintas di bintang induknya. Metode pengamatan yang dikenal dengan istilah "transit" itu mampu membuat para astronom ini melihat seberapa banyak cahaya yang tercermin di sisi siang planet tersebut. Namun, pengamatan menunjukkan ternyata tidak ada cahaya yang dipantulkan. Ini berarti sisi siang WASP-12b menyerap semua cahaya bintang yang diterimanya.

Tim astronom ini mengambil kesimpulan bahwa penyebabnya adalah awan yang tidak terbentuk pada atmosfer planet tersebut. Saking dekatnya dengan sang bintang induk, suhu planet pun tinggi, menyebabkan molekul hidrogen dipecah menjadi hidrogen atom, menghentikan pembentukan awan yang seharusnya berperan dalam memantulkan lebih banyak cahaya.

WASP-12b mengorbit pada jarak 3,2 juta kilometer jauhnya dari bintang induknya. Ia menyelesaikan sekali orbit terhadap bintang induknya hanya dalam waktu 24 jam. Jaraknya yang begitu dekat tidak hanya membuatnya sangat panas, tapi juga meregangkan bentuk planet ini menjadi seperti telur. Jika Anda bisa melihat planet ini dari dekat, warnanya akan tampak merah karena suhu tinggi, mirip dengan logam yang bercahaya.

Tertarik untuk berkunjung ke WASP-12b?


Sumber: SpaceTelescope.org, NASA.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.