 |
| Bulan. Kredit: NASA/Flickr |
Pertama, Kita Bisa Melihat Lebih dari Setengah Bagian Bulan
Kebanyakan buku-buku referensi akan mencatat bahwa kala rotasi dan revolusi Bulan adalah sama sehingga kita tidak pernah bisa melihat bagian belakang Bulan. Dengan kata lain, hanya separuh bagian Bulan yang terus-menerus menghadap ke Bumi lah yang kita bisa amati.
Namun, sebenarnya kita tidak benar-benar melihat setengah (50% bagian) Bulan saja, tetapi lebih dari itu, yakni 59% (hampir tiga-perlima). Mengapa demikian?
Ketika melakukan geraknya yang khas, Bulan tidak selalu terletak pada bidang yang sama. Baik bentuk atau posisinya yang relatif terhadap Matahari dan Bumi secara terus menerus berubah. Karena itulah bagian Bulan yang terlihat di Bumi agak berbeda sehingga setelah satu periode waktu kita dapat melihat 59% permukaan Bulan.
Karena hal ini pula, permukaan Bulan yang dapat dilihat mengalami librasi, sehingga daerah-daerah kecil di tepi cakramnya yang bisa diamati terlihat. Dengan kata lain, titik tengah dari bulatan Bulan yang tampak di langit Bumi bukanlah titik yang itu-itu saja, melainkan bergeser sedikit letaknya. Dengan demikian bagian Bulan yang diamati dari Bumi lebih luas sedikit.
Kedua, Butuh Ratusan Ribu Bulan Agar Cahayanya Seterang Matahari
Seperti yang kita tahu, cahaya Bulan merupakan cahaya dari Matahari yang ia pantulkan (dibuktikan dengan adanya fase-fase Bulan). Bulan Purnama bersinar dengan magnitudo -12,7, sedangkan Matahari dengan magnitudo -26,7.
Rasio kecerahan Matahari versus kecerahan Bulan Purnama adalah 398.110 banding 1. Sehingga jika Bulan ingin menyamai kecerahan Matahari di langit Bumi, maka dibutuhkan 398.110 Bulan di langit.
Namun, tampaknya hal ini tidak mungkin bisa terjadi. Selain kita tidak bisa menggandakan Bulan, langit Bumi juga hanya memiliki luas sekitar 360 derajat (termasuk setengahnya yang kita tidak bisa lihat karena berada di bawah cakrawala), sehingga luas langit hanya 41.200 derajat persegi.
Bulan Purnama hanya memiliki diameter sudut selebar setengah derajat di langit. Dengan begitu, kita hanya bisa mengisi luas langit tadi dengan 206.264 Bulan, atau masih kurang 191.836 Bulan lagi dalam upaya untuk mencocokkan kecerahannya dengan kecerahan Matahari.
Ketiga, Ada "Lunar X" dan "Lunar Y" di Permukaan Bulan
Apa itu "Lunar X" dan "Lunar Y"? Bagi Anda yang memiliki teleskop dan sering mengamati Bulan, Anda mungkin pernah melihat kedua fitur ini di permukaan Bulan, namun tidak menyadarinya.
 |
| Lunar X dan Lunar Y di permukaan Bulan. Kredit: Aniruddha Bhat |
Apakah ini sebuah tanda dari kunjungan alien? Hmm.. sepertinya bukan. "Lunar X" dan "Lunar Y" adalah sebuah kombinasi antara pencahayaan dan topografi yang menghasilkan pola unik yang akrab bagi mata manusia. Pada kenyataannya, ilusi "Lunar X" dan "Lunar Y" terbentuk dari topografi pegunungan antara kawah La Caille, Blanchinus, dan Purbach.
"Lunar X" dan "Lunar Y" hanya dapat diamati dalam waktu yang singkat, yakni pada sekitar 4 jam pertama dalam fase Bulan kuartal awal seperti pada gambar yang diambil oleh astrofotografer Aniruddha Bhat di atas.
Keempat, Bulan Berukuran Lebih Besar dari Pluto
Ya, bila dibandingkan dengan Pluto, Bulan adalah objek yang relatif besar. Diameter Pluto hanya 2.390 km. Untuk perbandingan, ukuran diameter itu hanya sekitar 70% dari diameter Bulan, dan hanya sekitar 18% dari diameter Bumi.
 |
| Perbandingan Bumi, Pluto (dan Charon), dan Bulan. Kredit: Walter Myers |
Massa Pluto adalah 1,3 × 10²² kg, yang hanya 0,2% massa Bumi, atau 18% massa Bulan. Jadi, bila Bulan dan Pluto posisinya ditukar, mungkin Bulan malah bisa disebut planet sementara Pluto menjadi satelit alami Bumi yang unik.
Kelima, Bulan Punya Atmosfer dan Air
Bulan ternyata memiliki atmosfer yang sangat tipis yang disebut sebagai eksosfer. Hal ini diketahui melalui pengukuran dari misi wahana antariksa LADEE yang menemukan bahwa eksosfer Bulan sebagian besar terdiri dari helium, neon, dan argon.
Helium dan neon diketahui berasal dari angin Matahari, sebuah partikel bermuatan dari Matahari terus diembuskannya ke seluruh Tata Surya. Sementara argon berasal dari peluruhan radioaktif kalium dalam interior Bulan.
Dan ya, ada air dalam bentuk es yang beku bersembunyi di kawah gelap di permukaan Bulan. Air ini kemunkinan berasal dari oleh angin Matahari maupun dari komet-komet yang pernah menumbuk Bulan, para ilmuwan sejauh ini masih menyelidiki asal-usul tepatnya.
Nah, itulah kelima fakta menarik tentang Bulan yang kini sudah Anda ketahui. Jangan lupa bagikan ke teman-teman Anda agar semuanya juga bisa menambah wawasan tentang Bulan!
Sumber: UniverseToday, Space.com, EarthSky, Arcadia Street.