Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Bintang Perlu Kurangi Konsumsi Garam Untuk Bertahan Hidup

Bintang Perlu Kurangi Konsumsi Garam Untuk Bertahan Hidup
Gugus bintang NGC 6725. Kredit: SPACE.com
Info Astronomy - Seperti manusia, tampaknya bintang yang 'menelan' terlalu banyak garam memiliki masalah. Studi baru mengungkakpan, bintang dengan komposisi sodium rendah hidup lebih lama dari bintang-bintang yang asin.

Butuh sembilan tahun untuk memburu temuan ini setelah Simon Campbell, seorang astrofisikawan bintang di Monash University di Melbourne, Australia, tanpa sengaja menemukan beberapa dokumen jurnal dari tahun 1980-an.

Campbell mengatakan jurnal ini menggunakan data resolusi rendah dengan standar saat ini, menggambarkan kemungkinan perbedaan antara populasi bintang di gugusan bintang yang disebut NGC 6752, yang terletak 13.000 tahun cahaya dari Bumi.

Penelitian ini bertentangan dengan teori gugusan bintang, yang mengatakan kebanyakan bintang dalam kelompok bintang memiliki sejarah evolusi yang sama.

Campbell memimpin kelompok multinasional untuk melakukan pengamatan sodium menggunakan Very Large Telescope (VLT) di Chile.

Sodium Test adalah pelacak ideal karena bintang-bintang ini bermassa rendah tidak cukup panas untuk mempengaruhi sodium mereka yang berlimpah," kata Campbell. "Jadi jika ada perbedaan antara bintang-bintang dalam tahap evolusi yang berbeda, maka kita bisa yakin bahwa itu nyata."

Garam Di Jagad Raya

Karena NGC 6752 adalah gugus bintang cemerlang ketiga paling terang terlihat dari Bumi, maka sangat bagus untuk dipelajari. Astronom James Dunlop pertama kali memasukkannya dalam katalog gugus selatan pada tahun 1826, dengan magnitude 5.4, cukup cerah tapi nyaris tak terlihat tanpa menggunakan alat bantu.

Campbell memilih untuk mengamati gugus bintang ini karena kedekatannya, dan juga karena hanya ada sedikit debu yang mengaburkan pandangan dari bumi. "Ini mungkin tidak akan memiliki efek besar pada sodium, tetapi bisa mempengaruhi suhu bintang-bintangnya," katanya.

Para peneliti mengambil sampel 100 bintang dari gugus bintang ini, yang diperkirakan memiliki jutaan bintang dalam batas-batasnya.

Bintang-bintang yang diamati berkisar dari bintang putih panas sampai bintang merah raksasa. Di sana, mereka menegaskan pengamatan sebelumnya bahwa 30 persen dari bintang-bintang di setiap tahap kehidupan memiliki sodium rendah.

Para peneliti juga menemukan sesuatu yang baru. Selama masa hidupnya, bintang umumnya mengikuti jalur evolusi yang ada dalam diagram katalog Hertzsprung-Russell.

Akhir dalam hidup mereka, bintang bermassa rendah (0,6-10 kali massa matahari) melompat keluar jalur yang disebut "cabang raksasa asimtotik."

Di sana, mereka bergantian membakar hidrogen dan helium pada kulit dan akhirnya menumpahkan gas dan debu kemudian menjadi katai putih.

Melihat lebih dekat pada spektrum bintang individu, para peneliti menemukan bahwa semua bintang cabang raksasa asimtotik yang diamati atau ASBS, memiliki sodium rendah dalam spektrum mereka.

Para ASBS ini juga memiliki proporsi yang tinggi dari hidrogen dan helium, menunjukkan mereka adalah bagian dari generasi pertama bintang yang lahir di alam semesta.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.