Bumi (kanan) dan Bulan (kiri) yang tampak hanya bagai titik terang dari orbit Saturnus. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Gambar Bumi dan Bulan ini dipotret saat wahana antariksa nirawak Cassini sedang mengorbit Saturnus, 1,4 miliar kilometer jauhnya dari Bumi. Meski resolusi gambarnya tidak baik, dari posisinya kita bisa mengetahui bahwa Atlantik bagian selatan sedang menghadap Saturnus dalam gambar ini.
Bumi dan Bulan keduanya terlihat dalam celah besar antara cincin A (atas) dan cincin F (bawah). Keduanya berada di gap Keeler dan Encke yang juga terlihat di dalam cincin A.
Gambar Bumi dan Bulan dari Cassini yang belum dipotong. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Sekarang ini, Cassini telah kehabisan bahan bakar roket pendorongnya yang selama ini digunakan untuk menyesuaikan orbitnya. Sejak tahun 2010, NASA telah memutuskan untuk mengakhiri misi Cassini dengan diterjunkan secara terarah ke Saturnus pada tahun 2017 ini untuk melindungi dan melestarikan satelit-satelit alami Saturnus untuk eksplorasi di masa depan.
Menurut tim misi Cassini, wahana antariksa tersebut akan melakukan transisi dari jalur orbitnya yang sekarang ke jalur orbit "Grand Finale", terbang lintas dalam jarak dekat dengan satelit alami terbesar Saturnus, Titan, pada 22 April 2017 ini. Gravitasi Titan akan membelokan jalur orbit Cassini.
Dengan begitu, menurut perhitungan, pada tanggal 26 April 2017 wahana antariksa Cassini akan berada pada jarak hanya 2.400 km dari atmosfer teratas Saturnus. Hingga akhirnya pada 15 September 2017, Cassini akan terjun ke atmosfer Saturnus, ia akan mengirim data terakhir dari beberapa instrumennya hingga sinyalnya hilang.
Sumber: Jet Propulsion Laboratory