Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Wajib Lihat! Inilah Jadwal Peristiwa Langit Juni 2018

Seperti pada awal-awal bulan lainnya, InfoAstronomy.org selalu menyajikan artikel hangat berupa jadwal peristiwa langit. Selama satu bulan ke depan ini, akan ada peristiwa mulai dari konjungsi planet, hujan meteor, hingga dekatnya Saturnus dengan Bumi.
Kredit: Pexels.com
Info Astronomy - Selamat datang di bulan Juni! Lima bulan pertama di tahun 2018 telah berlalu, dan tentu sudah begitu banyak peristiwa langit yang telah kita amati sejauh ini. Tapi jangan bersedih, di Juni ini juga masih ada banyak peristiwa langit yang siap diobservasi.

Seperti pada awal-awal bulan lainnya, InfoAstronomy.org selalu menyajikan artikel hangat berupa jadwal peristiwa langit. Selama satu bulan ke depan ini, akan ada peristiwa mulai dari konjungsi planet, hujan meteor, hingga dekatnya Saturnus dengan Bumi.

Sudah penasaran? Berikut jadwal selengkapnya~

3 Juni 2018: Konjungsi Bulan dengan Planet Mars

Planet Merah, dalam orbitnya mengelilingi Matahari, beberapa minggu ke depan akan mencapai titik oposisi terhadap Matahari. Hal itu akan membuat Matahari-Bumi-Mars berada satu garis lurus di bidang tata surya, membuat Mars tampak lebih terang dari biasanya.

Di Juni ini, Mars akan mulai menampilkan tanda-tanda kecerahannya, lho. Nah, bila kamu belum pernah melihat seperti apa kenampakan planet Mars, pada 3 Juni 2018 ini akan ada Bulan yang bisa menjadi pemandu kosmismu.

Pada pukul 19:00 WIB di tanggal ini, Bulan dan Mars akan terletak pada asensio rekta yang sama, dengan Bulan akan berada sejauh 3°09' di arah utara Mars. Tapi sayangnya, Bulan dan Mars belum terbit saat itu.

Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Untuk mengamatinya, tengoklah arah timur pada pukul 22:30 waktu setempat daerahmu, sebab pasangan kosmis ini sudah berada setinggi 10° di atas cakrawala timur. Keduanya kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 03:43 dini hari waktu setempat, yakni 74° di atas cakrawala selatan. Bulan akan bersinar di magnitudo -12,3 dan Mars di magnitudo -1,3. Keduanya bertengger di rasi bintang Karpikornus.

7 Juni 2018: Fase Bulan Separuh Akhir

Pada tanggal ini, umat Muslim akan memasuki tujuh hari terakhir di bulan Ramadan. Fase Bulan separuh akhir menandakan bahwa usia Bulan sudah 23 atau 24 hari.

Secara astronomis, fase separuh akhir akan terjadi pukul 01:33 WIB di tanggal ini. Namun, kita sudah bisa melihat Bulan yang terbit pada pukul 23:53 waktu setempat daerahmu, atau sekitar 6 jam 3 menit sebelum Matahari terbit, hingga 12 jam ke depan.

10 Juni 2018: Hujan Meteor Ofiukid

Pernah mendengar nama hujan meteor Ofiukid? Bila belum, saya dengan berbangga hati memperkenalkannya. Hujan meteor ini termasuk dalam hujan meteor minor, yakni hujan meteor dengan intensitas yang sedikit.

Nama "Ofiukid" sendiri berasal dari nama titik radiannya, yakni di arah rasi bintang Ofiukus. Hujan meteor ini akan memiliki intensitas maksimum sekitar 5 meteor per jam. Namun, intensitas ini mengasumsikan bahwa kamu mengamatinya di kondisi langit yang sangat gelap dan cuaca cerah.

Dari Indonesia, titik radian hujan meteor ini akan muncul pada ketinggian 71° di atas cakrawala barat daya daerahmu pada tengah malam. Pengamatan bisa dilakukan pada masa itu dan tidak butuh menggunakan teleskop untuk menikmatinya. Cukup berbaring santai bersamaku, kalau kamu mau~

Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org

14 Juni 2018: Fase Bulan Baru

Dalam mengelilingi Bumi, wajah Bulan selalu berubah-ubah karena kedudukannya terhadap Matahari juga berubah. Fase Bulan baru adalah fase di mana sudut elongasi antara Matahari dan Bulan mencapai hampir nol derajat. Dengan begitu, wajah Bulan yang disinari Matahari sedang membelakangi Bumi. Bulan tak terlihat.

Fase Bulan Baru akan dicapai pada pukul 02:45 WIB di tanggal ini. Memang fase ini tidak bisa dinikmati, tapi untuk fase Bulan Baru ini akan sangat spesial bagi umat Muslim karena keesokan harinya adalah Lebaran!

16 Juni 2018: Konjungsi Bulan dengan Planet Venus

Di momen Lebaran, kamu dan keluargamu bisa menikmati keindahan langit senja ketika planet Venus akan berjumpa dengan Bulan sabit tipis di langit arah barat. Peristiwa konjungsi ini akan membuat Bulan dan Venus hanya terpisah sejauh 2° satu sama lain.

Dalam pandangan kasat mata, Venus akan muncul bagai bintang paling terang di dekat Bulan sabit tipis. Bulan akan bersinar terang di magnitudo -10,3, sementara planet Venus di magnitudo -4,0. Pasangan kosmis ini akan berada di depan di rasi bintang Kanser dan bisa diamati hingga 2 jam 44 menit setelah Matahari terbenam.

Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org

20 Juni 2018: Fase Bulan Separuh Awal

Tujuh hari setelah fase Bulan Baru, di tanggal ini posisi Bulan sudah mencapai 90° terhadap posisi Matahari di langit Bumi, sehingga kita akan melihat separuh bagian Bulan saja yang tersinari Matahari, sebagian lainnya masih malam hari.

Secara astronomis, fase separuh awal akan terjadi pukul 17:52 WIB. Kita sudah bisa melihat Bulan di langit atas kepala tepat saat Matahari terbenam, hingga pukul 23:26 ketika Bulan separuh awal sudah berada di ketinggian 8° dari cakrawala barat.

21 Juni 2018: Solstis, Titik Balik Matahari

Solstis Juni atau Titik Balik Matahari Juni akan terjadi pada 21 Juni pukul 16:54 WIB. Ini adalah hari di mana pergerakan semu tahunan Matahari melalui rasi bintang zodiak akan membawanya ke titik paling utara di langit, tepatnya ke rasi bintang Kanser, deklinasi 23,5 ° LU.

Di solstis ini, Matahari akan berada rendah di atas cakrawala bagi orang-orang yang berada di belahan Bumi selatan. Menjadikannya hari pertama musim dingin di sana. Sementara di belahan Bumi utara, Matahari berada lebih tinggi di atas cakrawala, sehingga menjadi penanda hari pertama musim panas.

Bagaimana dengan di Indonesia? Kita akan melihat Matahari yang sedikit lebih condong ke utara. Cuaca masih sama; tak menentu, seperti hatimu.

24 Juni 2018: Konjungsi Bulan dengan Planet Jupiter

Setelah mencapai titik oposisi terhadap Matahari pada Mei kemarin, planet Jupiter kini tidak secerah sebulan sebelumnya. Pada 24 Juni 2018, Bulan akan memandumu dalam menemukan sang planet terbesar di tata surya kita ini. Baik sekali ya Bulan ini.

Konjungsi ini akan mencapai puncaknya pada pukul 01:47 WIB, yang mana kala itu nantinya kita akan melihat planet Jupiter yang berada sejauh 4°13' di arah selatan Bulan. Tapi, kamu perlu teleskop untuk bisa melihat Jupiter lebih jelas lengkap dengan bulan-bulan terbesarnya, ya.

Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Pasangan ini bisa diamati mulai sekitar pukul 17:58 waktu setempat daerahmu, saat mereka sudah berada di ketinggian 52° di atas cakrawala timur. Bulan dan Jupiter bakal mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 20:27 waktu setempat, 81° di atas cakrawala selatan. Keduanya bisa terus diamati sampai sekitar pukul 02:04 waktu setempat, ketika mereka tenggelam hingga 7° di atas cakrawala barat.

Pada konjungsi kali ini, Bulan akan bersinar di magnitudo -12,3 dan Jupiter di magnitudo -2,4, keduanya tepat berada di depan di rasi bintang Libra.

27 Juni 2018: Oposisi Saturnus

Apa itu oposisi? Apakah Saturnus tidak mendukung pemerintahan dan ikut menggagas gerakan #2019GantiPlanet? Sayangnya bukan~

Dalam astronomi, oposisi bisa diartikan sebagai "berlawanan arah". Dalam hal oposisi Saturnus ini, maka Saturnus sedang berada di arah yang berlawanan dengan posisi Matahari di langit Bumi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebab Matahari-Bumi-Saturnus sedang berada dalam satu garis lurus. Terbayang, kan, ya?

Saturnus mencapai titik oposisi pada pukul 20:15 WIB. Ini adalah saat terbaik untuk mengamati sang planet bercincin karena juga sedang berada di jarak terdekatnya dengan Bumi. Tapi walau dekat, kamu masih perlu teleskop untuk bisa mengamati cincinnya ya.

Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Oposisi akan membawa Saturnus pada jarak sekitar 9,05 AU (1 AU = 150 juta kilometer) dari Bumi, dan akan muncul dengan diameter sudut selebar 18,4 detik busur. Bersinar dengan rona kuning keemasan, Saturnus akan mencapai magnitudo 0,0.

28 Juni 2018: Bulan Purnama

Sebagai penutup peristiwa langit untuk Juni 2018 ini, Bulan akan mekar dalam fase purnama, yang secara astronomis akan terjadi pada pukul 11:54 WIB.

Kita bisa melihat purnama segera setelah Matahari terbenam. Pada saat mencapai fase penuh, Bulan akan terletak pada deklinasi -20°42' di rasi bintang Sagitarius. Jaraknya dari Bumi akan sekitar 404.000 kilometer jauhnya. Oh iya, ini adalah purnama terakhir sebelum peristiwa gerhana Bulan total pada satu bulan setelahnya!

Nah, itulah jadwal peristiwa langit yang akan terjadi pada Juni 2018. Semoga umur kita panjang supaya bisa mengamati semuanya. Selamat observasi!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com