Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Menjadi Penjelajah Waktu dengan Mengamati Langit

Apa yang kamu pikirkan saat menyimak judul artikel "penjelajah waktu"? Memikirkan untuk bisa menjelajahi waktu ke tahun 1955 untuk bertemu orang tuamu saat masih muda seperti di film Back to The Future (1985)?
Kredit: Pexels.com
Info Astronomy - Apa yang kamu pikirkan saat menyimak judul artikel "penjelajah waktu"? Memikirkan untuk bisa menjelajahi waktu ke tahun 1955 untuk bertemu orang tuamu saat masih muda seperti di film Back to The Future (1985)?

Sepertinya terlalu rumit, mengingat mobil DeLorean yang dilengkapi flux capasitor juga sudah dihancurkan Marty McFly dalam sekuel film itu. Tapi, tahukah kamu kalau kita sebenarnya bisa menjelajahi waktu hanya dengan mengamati langit?

Pada dasarnya, setiap kali kita melihat sesuatu, seperti pohon, wajah, gunung yang jauh, sampai bintang-bintang di langit, cahaya yang berasal atau dipantulkan darinya telah melakukan perjalanan ke mata kita. Perjalanan itu telah memakan waktu, memang tidak memakan banyak waktu untuk objek yang ada di dekat kita, tetapi tetap butuh waktu.

Semakin jauh sebuah objek yang kita amati, semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk cahayanya sampai ke mata kita. Akibatnya, bahkan melihat orang yang dicintai di ruangan yang sama denganmu sebenarnya kamu sedang melihat dirinya di masa lalu, walau tidak lampau-lampau sekali, paling hanya sepersekian detik yang lalu.

Berbeda dengan objek yang sangat jauh seperti bintang, waktu tempuh cahayanya untuk bisa dilihat oleh mata kita lebih lama. Katakanlah kamu berada di planet asing yang berjarak 450 tahun cahaya jauhnya dan memiliki teleskop yang dapat melihat planet Bumi ini dengan jelas. Karena cahaya butuh waktu untuk bisa diamati, maka kamu sedang melihat kondisi Bumi 450 tahun yang lalu dari planet asing tadi.

Oh iya, kecepatan cahaya di alam semesta adalah sekitar 299.791,819 kilometer per detik, atau biasa dibulatkan menjadi 300.000 kilometer per detik.

Jadi, ketika kita melihat ke langit malam, kita tidak melihat bintang sebagaimana adanya, melainkan sedang melihat masa lalu dari bintang itu. Sebagai contoh, Matahari, ia diketahui berjarak 8 menit cahaya dari Bumi. Dengan begitu, cahaya Matahari yang kamu lihat atau rasakan saat ini adalah cahayanya 8 menit yang lalu.

Belum lagi bintang tetangga kita, sistem Alfa Centauri, yang jaraknya 4,25 tahun cahaya dari Bumi. Saat kita mengamatinya di langit malam, kita sedang melihat kondisi bintang itu 4,25 tahun yang lalu, lho~

Alam Semesta adalah Sejarah

Bisa dikatakan bahwa segala yang kita amati di alam semesta adalah semacam sejarah bagaimana objek-objek itu teramati di masa lalu, tergantung seberapa jauh jaraknya dari Bumi. Kecepatan cahaya yang terbatas memberi kita pandangan yang berharga ke masa lalu, dan saat kita mengamati lebih dalam ke alam semesta, kita melihat lebih jauh ke masa lalu.

Bahkan dalam kasus galaksi jauh, kita melihat mereka seperti miliaran tahun yang lalu ketika alam semesta relatif muda. Kita tidak bisa melihat alam semesta sebagaimana adanya, melainkan hanya pada berbagai tahap ekspansinya.

Jadi, untuk bisa melihat objek-objek alam semesta secara real-time, kita membutuhkan beberapa sarana perjalanan lintas semesta yang bisa melakukan perjalanan lebih cepat daripada kecepatan cahaya, yang menurut teori relativitas khusus Einstein adalah mustahil karena akan membutuhkan ketidakterbatasan jumlah energi.

Selamat menjelajahi waktu dengan mengamati langit!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com