Saran pencarian

Mengenal Alnilam, Satu dari Tiga Bintang Sabuk Orion

Bila Anda sering mengamati langit malam, Anda mungkin pernah melihat tiga bintang berjejer di langit. Bisa jadi, yang Anda lihat adalah Sabuk Orion, bagian dari rasi bintang Orion. Kali ini, mari kita mengenal Alnilam, salah satu bintang pada Sabuk Orion tersebut.
Alnilam (tengah). Kredit: Fred Espenak/AstroPixels.com
Info Astronomy - Bila Anda sering mengamati langit malam, Anda mungkin pernah melihat tiga bintang berjejer di langit. Bisa jadi, yang Anda lihat adalah Sabuk Orion, bagian dari rasi bintang Orion. Kali ini, mari kita mengenal Alnilam, salah satu bintang pada Sabuk Orion tersebut.

Alnilam (atau dikenal juga sebagai Epsilon Orionis) merupakan bintang super raksasa biru tipe-B0 Ia. Bintang ini merupakan bintang yang sangat panas, suhu permukaannya diperkirakan mencapai 19.000 derajat Celsius. Jauh berbeda dengan suhu permukaan Matahari yang hanya 5.500 derajat Celsius.

Dengan magnitudo tampak sebesar +1,69, Alnilam adalah bintang paling terang ke-4 di rasi bintang Orion, serta juga bintang paling terang ke-29 di langit malam. Alnilam juga merupakan satu dari 58 bintang yang digunakan dalam navigasi para pelaut untuk mengetahui posisinya.

Seperti kebanyakan bintang super raksasa biru lainnya, Alnilam kini mengalami kehilangan massanya pada tingkat yang sangat tinggi. Studi menunjukkan bahwa, sekali Alnilam menghempaskan angin bintangnya, energinya setara dengan dua juta kali massa Matahari.

Hal itu pun pada akhirnya nanti akan membuat bintang Alnilam berevolusi menjadi bintang super raksasa merah yang bahkan lebih bercahaya daripada Betelgeuse yang menjadi tetangganya di rasi bintang Orion.

Rasi bintang Orion. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Menggunakan data satelit Hipparcos yang dirilis pada tahun 1997, jarak bintang Alnilam mencapai 1.342 tahun cahaya dari Bumi, atau sekitar 411,52 parsec. Dengan kata lain, dengan pesawat luar angkasa yang melaju dengan kecepatan cahaya, masih butuh 1.342 tahun untuk sampai ke Alnilam.

Namun, pada tahun 2007, data Hipparcos direvisi, dan diketahuilah bahwa Alnilam rupanya berada pada jarak yang lebih jauh, yakni 1.976 tahun cahaya atau 606,06 parsec. Sementara itu, jarak galaksi-sentris (jarak bintang ke pusat galaksi) untuk Alnilam adalah 7.758 parsec atau 25.303 tahun cahaya.

Radius Alnilam diketahui 15,6 kali lebih besar dari Matahari. Bila radius Matahari adalah 695.800 kilometer, maka Alnilam diperkirakan mencapai 10.880.611,09 kilometer. Oh iya, nama "Alnilam" sendiri berasal dari bahasa Arab "Al-nilam", yang berarti "batu safir", mungkin namanya diberikan karena Alnilam muncul dengan warna biru bintang yang mencolok.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com