Saran pencarian

Beberapa Tahun Lagi, Bintik Merah Besar di Jupiter Akan Hilang

Amatilah fitur badai yang dijuluki sebagai Bintik Merah Besar pada atmosfer teratas Jupiter selagi kita masih bisa. Sebab, dalam beberapa tahun dari sekarang, badai raksasa tersebut akan menghilang.
Bintik merah besar di Jupiter yang menyusut. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Info Astronomy - Amatilah fitur badai yang dijuluki sebagai Bintik Merah Besar pada atmosfer teratas Jupiter selagi kita masih bisa. Sebab, dalam beberapa tahun dari sekarang, badai raksasa tersebut akan menghilang.

Badai yang berukuran lebih lebar dari diameter Bumi tersebut telah diketahui terbentuk sejak tahun 1600-an. Ya, badai ini sempat dijuluki sebagai badai abadi di Jupiter karena berlangsung cukup lama. Sebagai perbandingan, badai terlama yang tercatat di Bumi, Badai John pada tahun 1994, hanya berlangsung selama 31 hari saja.

Namun, julukan hanya tinggal julukan, Bintik Merah Besar rupanya bukan badai abadi. Dilansir ScienceAlert, Glenn Orton, salah satu anggota tim misi wahana antariksa nirawak Juno yang kini sedang mengorbit Jupiter, menjelaskan, "Bintik Merah Besar tidak akan berlangsung selamanya."

Selama ini, menurut Orton, Bintik Merah Besar tampak stabil dan berlangsung lama karena "terjepit" di antara dua aliran angin kencang yang bergerak berlawanan arah di atmosfer teratas Jupiter. Angin di Jupiter dapat bergerak dengan kecepatan lebih dari 500 km per jam, sehingga mereka menanamkan kekuatan besar ke setiap badai yang berputar "mundur" relatif terhadap arah rotasi planet Jupiter, sehingga badai bisa berlangsung lama.

Walau begitu, mekanisme ini tidak berlangsung selamanya. Aliran angin kencang di Jupiter tidak selamanya "menjepit" badai yang terjadi, sehingga lambat laun badai di Jupiter akan semakin menyusut, dan pada akhirnya hilang.

Perbandingan ukuran Bintik Merah Besar. Kredit: NASA/JPL-Caltech

Kapan Bintik Merah Besar akan Hilang?

Jawabannya, belum diketahui secara pasti. Tapi yang jelas, pada akhir tahun 1800-an, Bintik Merah Besar di Jupiter diketahui memiliki lebar 30 derajat, atau sekitar 56.000 kilometer, empat kali lebih lebar daripada diameter Bumi.

Lalu, ketika wahana antariksa nirawak bertenaga nuklir Voyager 2 terbang lintas dekat planet Jupiter pada tahun 1979, Bintik Merah Besar tersebut teramati telah menyusut, dari yang tadinya empat kali lebih lebar menjadi dua kali lebih lebar dari diameter Bumi.

"Sekarang ini, wahana antariksa Juno mengamati bahwa diameter Bintik Merah Besar hanya sisa 13 derajat, atau sekitar 1,3 kali ukuran diameter Bumi," kata Orton. "Tak ada yang abadi."

Menurut studi Orton dan timnya yang memanfaatkan data dari Juno, Bintik Merah Besar di Jupiter diperkirakan hanya akan bertahan dalam satu dekade ke depan, yang setelahnya akan menjadi Bintik Merah Kecil, lalu semakin menyusut hingga menjadi Bintik Merah Kenangan (sudah hilang menjadi kenangan, huhu).

Jadi, bila Anda memiliki teleskop, nikmatilah pemandangan sisa-sisa Bintik Merah Besar yang masih ada di Jupiter saat ini.

Pesan moral: Badai pasti berlalu.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com