Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Menilik Objek Langit Tujuan New Horizons Selanjutnya

Kurang dari setahun lagi, tepatnya pada 1 Januari 2019, wahana antariksa nirawak New Horizons bakal tiba di objek tata surya tujuan berikutnya setelah berhasil terbang lintas dekat Pluto pada Juli 2015 silam. Mari mengenal lebih dekat objek tata surya tersebut.
Ilustrasi MU69. Kredit: NASA/JHUAPL/SwRI
Info Astronomy - Kurang dari setahun lagi, tepatnya pada 1 Januari 2019, wahana antariksa nirawak New Horizons bakal tiba di objek tata surya tujuan berikutnya setelah berhasil terbang lintas dekat Pluto pada Juli 2015 silam. Mari mengenal lebih dekat objek tata surya tersebut.

Dikenal sebagai MU69 2014 (atau cukup MU69 saja), objek tata surya tersebut masuk kategori sebagai objek trans-Neptunian. Terletak di ujung tata surya, atau sebuah area yang dikenal sebagai Sabuk Kuiper, objek tersebut telah diketahui memiliki sebuah satelit alami kecil, dan diperkirakan memiliki satelit alami yang lebih kecil lainnya yang belum ditemukan.

"Ini sangat menarik," kata penyidik utama New Horizons, Alan Stern, dari Southwest Research Institute (SwRI) di Colorado, AS. Stern dan rekan-rekannya lah yang menemukan bahwa MU69 memiliki satu satelit alami pendamping.

Kala itu, di musim panas 2017, Stern dan rekan-rekannya mengamati MU69 dalam tiga serangkaian observasi. Dua melalui observatorium berbasis darat, dan satu lagi melalui observatorium terbang SOFIA. Mereka mengamati bahwa MU69 mengalami tiga okultasi, lewat di depan tiga bintang latar belakangnya. Hasilnya menunjukkan bahwa MU69 memiliki setidaknya satu satelit alami.

MU69 Tidak Sendirian

"Ini bisa jadi pertanda buruk (bagi New Horizons)," kata Stern saat konferensi pers di American Geophysical Union, 12 Desember 2017. "Ini mungkin petunjuk bahwa sebenarnya ada segerombolan satelit alami yang dimiliki MU69, yang bisa saja menghadang laju New Horizons."

Pengamatan dan pengukuran yang dilakukan Stern dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa MU69 tidak sendirian di ruang angkasa. Sebaliknya, pegeseran lokasi MU69 menunjukkan bahwa ia tampaknya juga mengitari pusat massanya, yang mengisyaratkan kemungkinan setidaknya ada satu satelit alami bersamanya.

Pengamatan awal ini memperkirakan bahwa satelit alami MU69 memiliki diameter selebar 5 kilometer, mengorbit pada jarak sekitar 200 sampai 300 kilometer dari MU69 dan berevolusi setiap dua atau tiga minggu sekali. Sebelum 1 Januari 2019 nanti, New Horizons diharapkan bisa mengumpulkan data sebanyak mungkin untuk melihat satelit alami ini berputar setidaknya satu kali mengelilingi MU69.

Stern mengatakan bahwa jika satelit alami ini membuat goyangan pada gerak orbit MU69, hal itu mungkinkannya untuk mengukur massa keduanya, yang pada akhirnya memudahkan para ilmuwan untuk menentukan kepadatan MU69 dan membuat beberapa perkiraan umum mengenai komposisinya. Dari situ, mereka bisa memperkirakan rasio batuan es pada benda primordial ini.

Walau sangat menarik, seperti yang telah disinggung di atas, satelit alami ini mungkin bukan satu-satunya satelit yang mengorbit MU69.

Satelit-satelit alami memang sangat umum di Sabuk Kuiper. Beberapa ilmuwan bahkan mengatakan bahwa setiap objek besar di Sabuk Kuiper setidaknya memiliki satu satelit alami yang mengitarinya. Untuk membuktikan hal itu, New Horizons rencananya juga akan melakukan survei pada sekitar 30 objek lainnya yang mungkin juga memiliki satelit alami.

Menurut Stern, New Horizons masih memiliki cukup tenaga dan bahan bakar untuk beroperasi sampai pertengahan 2030-an, dan mungkin lebih lama lagi seandainya NASA memutuskan untuk terus mendanai eksplorasinya.

Saat MU69 berhasil dieksporasi nantinya, New Horizons akan terus berlanjut melintasi Sabuk Kuiper dan keluar dari tata surya. Seperti misi Voyager 1, New Horizons memiliki kecepatan yang cukup untuk keluar tata surya sepenuhnya. "Tidak ada yang bisa memperlambat kita," kata Stern.

Natal di Sabuk Kuiper

Sementara orang-orang di Bumi sedang bersiap untuk tahun baru 2019, New Horizons akan melakukan kontak dengan MU69. Sebelum itu, New Horizons juga akan masuk mode hibernasi yang akan dilakukan mulai minggu depan sampai Agustus 2018 untuk menghemat dayanya.

Setelah bangun kembali pada Agustus 2018, New Horizons akan mempersiapkan dirinya untuk meneliti MU69m mencari satelit-satelit alami lainnya yang sebelumnya tak terlihat mulai Oktober hingga Desember 2018.

Pada 25 Desember 2018, perintah terakhir akan dikirim ke New Horizons, wahana antariksa tersebut akan beralih ke mode perjumpaan dengan MU69. Sampai pada tanggal 1 Januari 2019, tepatnya pukul 12:33 WIB, New Horizons akan berada pada jarak terdekatnya dengan MU69, yakni sejauh 3.500 kilometer sehingga ia bakal bisa mengambil gambar objek trans-Neptunian tersebut lebih detail.

Selanjutnya, pada pukul 22.00 WIB di tanggal yang sama, Stern dan rekan-rekannya baru akan mengetahui apakah New Horizons berhasil melewati sistem MU69 dengan aman atau tidak. Bila aman dan berhasil, gambar-gambar dari New Horizons akan terunduh hingga sepekan setelahnya.

Ya, transfer data-data dari New Horizons akan memakan waktu lama. Dengan jarak MU69 yang terletak hampir miliaran kilometer dari Bumi, sinyal satu arah dari New Horizons akan memakan waktu lebih dari 12 jam untuk sampai ke Bumi.

Ditambah lagi, New Horizons hanya bisa mentransmisikan data sedikit demi sedikit, sehingga secara total akan butuh waktu 16 bulan untuk mengunduh semua data itu. Menurut Stern, mendapatkan semua data dari kunjungan New Horizons ke MU69 akan memakan waktu hingga pertengahan tahun 2020.

Menarik untuk ditunggu ilmu dan wawasan apa yang bisa kita pelajari dari misi ini. Go New Horisons!


Sumber: Space.com
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com