Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Gerhana Bulan Total Terjadi Tiap 150 Tahun? Keliru!

Belakangan ini, Anda mungkin pernah membaca bahwa gerhana Bulan total 31 Januari 2018 merupakan gerhana pertama sejak 150 tahun. Lalu, benarkah demikian? Benarkah gerhana Bulan terjadi 150 tahun sekali?
Gerhana Bulan Total. Kredit: Fred Espekan, MrEclipse.com
Info Astronomy - Belakangan ini, Anda mungkin pernah membaca bahwa gerhana Bulan total 31 Januari 2018 merupakan gerhana pertama sejak 150 tahun. Lalu, benarkah demikian? Benarkah gerhana Bulan terjadi 150 tahun sekali?

Jawabannya, keliru. Faktanya, dalam satu tahun kalender bisa memiliki minimal empat gerhana, dengan dua gerhana Matahari dan dua gerhana Bulan. Ada pula tahun yang mendapatkan lima gerhana seperti tahun 2018 ini dan bahkan sebanyak tujuh gerhana yang akan terjadi di tahun 2038.

Selama periode lima ribu tahun dari tahun 2000 SM sampai tahun 3000 M, ada total 7.718 gerhana Bulan (parsial dan total). Bila dirata-rata, maka jumlah gerhana Bulan dalam satu tahun bisa berkisar antara 0 sampai 3 kali terjadi. Tahun terakhir di mana terjadi 3 kali gerhana Bulan total dalam satu tahun kalender adalah pada tahun 1982. Di tahun 2018 ini, hanya ada dua gerhana Bulan total.

Dengan kata lain, peristiwa gerhana Bulan total bukanlah peristiwa yang langka, karena tiap tahun pasti terjadi walaupun tidak selalu di lokasi yang sama di Bumi. Hal ini sudah membuktikan bahwa pernyataan "gerhana Bulan total terjadi 150 tahun sekali" adalah benar-benar keliru.

Sebagai contoh, pada 31 Januari 2018 nanti akan terjadi gerhana Bulan total. Enam bulan setelahnya, 28 Juli 2018, gerhana Bulan total akan terjadi lagi. Tidak perlu menunggu hingga 150 tahun!

Lalu, mengapa ada pernyataan tersebut? Sebenarnya, pernyataan tersebut pada awalnya berbunyi "gerhana Bulan biru super pertama sejak 150 tahun", bukan "gerhana Bulan total" saja. Gerhana Bulan biru super sendiri adalah peristiwa gerhana Bulan total yang berbarengan dengan peristiwa Bulan biru (Bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender) dan supermoon (jarak terdekat Bulan dengan Bumi).

Tiga peristiwa sekaligus pada Bulan seperti gerhana Bulan biru super memang langka, tetapi salah kaprah dalam penyebaran informasinya. Hal itu tergantung di mana Anda tinggal. Gerhana Bulan biru super pertama dalam 150 tahun hanya berlaku untuk wilayah benua Amerika Utara, bukan untuk seluruh dunia.

Bagi pengamat di Amerika Utara, gerhana Bulan total 31 Januari 2018 merupakan gerhana Bulan biru super yang pertama kalinya terjadi sejak 31 Maret 1866.
Infografik gerhana Bulan total 31 Maret 1866. Kredit: NASA
Pada peta infografik di atas, tampak jelas bahwa gerhana Bulan biru super 31 Januari 1866 hanya teramati di Benua Amerika, Eropa, sebagian kecil Asia, dan Afrika. Indonesia sendiri tidak kebagian karena sedang mengalami siang hari saat gerhana Bulan biru super 1866 terjadi.

Sementara itu, terakhir kali peristiwa gerhana Bulan total yang berbarengan dengan peristiwa Bulan biru sendiri terjadi pada tahun 30 Desember 1982, tetapi Bulan tidak berada di jarak terdekatnya dengan Bumi sehingga bukan merupakan supermoon dan tidak dijuluki sebagai gerhana Bulan biru super.

Lalu, bagaimana dengan peristiwa gerhana Bulan total biasa? Gerhana Bulan total terakhir sebelum 31 Januari 2018 terjadi pada tahun 2015 silam, tepatnya pada 4 April 2015, yang mana kala itu juga sempat teramati di Indonesia. Jelas tahun 2015 bukan 150 tahun yang lalu, kan?

Semoga penjelasan yang singkat ini bisa sedikit mencerahkan. Selamat menyambut dan mengamati gerhana Bulan total!

UNDUH: Sebagai panduan pengamatan dua gerhana Bulan total yang akan terjadi pada 31 Januari dan 28 Juli 2018, silakan unduh buku elektronik panduan gratisnya di sini.

Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com