Saran pencarian

Apa Kabar Stasiun Antariksa Tiangong-1?

Setelah kehilangan kendali atas stasiun antariksa Tiangong-1 tahun lalu, badan antariksa Tiongkok mengumumkan bahwa stasiun antariksa tersebut perlahan-lahan kembali jatuh ke Bumi. Sayangnya, kapan tepatnya ia jatuh hampir tidak mungkin diprediksi. Lalu, bagaimana kabarnya kini?
Ilustrasi stasiun antariksa Tiangong-1 di orbit Bumi. Kredit: CMS
Info Astronomy - Setelah kehilangan kendali atas stasiun antariksa Tiangong-1 tahun lalu, badan antariksa Tiongkok mengumumkan bahwa stasiun antariksa tersebut perlahan-lahan kembali jatuh ke Bumi. Sayangnya, kapan tepatnya ia jatuh hampir tidak mungkin diprediksi. Lalu, bagaimana kabarnya kini?

Menurut perkiraan terkini, Tiangong-1 akan mencium permukaan Bumi antara akhir-akhir Maret atau awal April 2018.

Walaupun sebenarnya satelit yang jatuh kembali ke Bumi adalah hal biasa, namun satelit-satelit yang jatuh kembali ke Bumi selama ini berukuran kecil, atau dirancang sedemikian rupa sehingga mereka akan cenderung terbakar sampai habis di atmosfer, meminimalkan risiko sampah antariksa besar yang bisa menumbuk permukaan.

Namun Tiangong-1 berbeda. Stasiun antariksa tersebut memiliki berat sekitar 8.600 kilogram dan materialnya terbuat dari bahan padat, sehingga walaupun ia nantinya akan terbakar saat mencoba masuk ke atmosfer Bumi, ia masih akan menyisakan beberapa potongan besar yang dapat jatuh ke permukaan secara utuh. Hal ini sangat membahayakan, terlebih bila jatuh di atas permukiman padat penduduk.

Biasanya, untuk stasiun antariksa besar semacam itu, operator pengendali bisa menggunakan mesin pendorong untuk mengendalikan sang stasiun antariksa saat masuk kembali ke Bumi untuk memastikannya jatuh di atas perairan. Namun, karena pihak Tiongkok telah kehilangan kendali penuh atas Tiangong-1, stasiun antariksa tersebut sekarang terjun bebas.

"Anda benar-benar sudah tidak bisa mengendalikan stasiun antariksa ini," kata ahli astrofisika Harvard, Jonathan McDowell, seperti dilansir The Guardian tahun lalu. "Bahkan beberapa hari sebelum ia masuk kembali ke Bumi, kita masih belum tahu pasti jam berapa dan di mana letak jatuhnya nanti."

Satu-satunya yang diketahui secara pasti sejauh ini adalah bahwa Tiangong-1 akan jatuh di wilayah yang berada di antara 43 derajat LU dan 43 derajat LS. Untungnya, sebagian besar wilayah di area ini merupakan perairan, yang berarti bahwa kesempatan Tiangong-1 untuk menabrak daratan atau permukiman lebih kecil.

Walau begitu, kita masih bisa melacak letaknya secara real-time. Salah satu situs web tempat untuk pelacakan adalah Satview. Menurut perkiraan Satview, Tiangong-1 kemungkinan akan masuk kembali ke atmosfer Bumi dalam waktu sekitar tiga bulan dari sekarang, atau tepatnya pada hari Rabu, 4 April 2018 pukul 22.36 WIB.

Apabila perkiraan Satview benar, berarti Tiangong-1 akan jatuh di dekat wilayah negara Venezuela atau Kolombia. Wilayah Indonesia kemungkinan besar aman dari jatuhnya Tiangong-1 ini.

Karena Tiangong-1 sudah lepas kendali, kini kita hanya bisa melihat dan menunggu.


Sumber: The Verge, The Guardian.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com