Saran pencarian

Tahun 2018, India Bakal Luncurkan Misi Kedua ke Bulan

Setelah berhasil menjadi negara Asia pertama yang mengirimkan wahana antariksa nirawak ke Mars pada tahun 2013. Kini, India tengah mempersiapkan misi kedua mereka untuk mengirim wahana antariksa ke Bulan.
Ilustrasi wahana antariksa Chandrayaan-2 milik India. Kredit: ISRO
Info Astronomy - Setelah berhasil menjadi negara Asia pertama yang mengirimkan wahana antariksa nirawak ke Mars pada tahun 2013. Kini, India tengah mempersiapkan misi kedua mereka untuk mengirim wahana antariksa ke Bulan.

Bernama Chandrayaan-2 (bahasa Sansekerta: चन्द्रयान -2), wahana antariksa tanpa awak tersebut akan menjadi misi eksplorasi Bulan kedua India setelah mereka sukses meluncurkan Chandrayaan-1 pada tahun 2008 silam.

Dikembangkan oleh Indian Space Research Organization (ISRO), misi Chandrayaan-2 tersebut rencananya akan diluncurkan ke Bulan oleh Roket Peluncuran Satelit Geosinkron (GSLV Mk II) yang juga buatan India. Chandrayaan-2 termasuk pengorbit Bulan, wahana pendarat, dan wahana penjelajah. Ketiga wahana antariksa ini rencananya diluncurkan pada paruh kedua tahun 2018.

Menurut ISRO, misi ini akan menggunakan dan menguji berbagai teknologi baru besutan India dalam rangka melakukan eksperimen ilmiah di Bulan. Wahana penjelajah akan dilengkapi dengan roda, sehingga bisa bergerak di permukaan Bulan dan akan melakukan analisis ilmiah di sana. Data dari wahana penjelajah tersebut akan disampaikan ke Bumi melalui wahana pengorbit Chandrayaan-2.

Konsep peluncuran Chandrayaan-2. Kredit: ISRO
Roket GSLV Mk II yang akan mengangkut wahana antariksa Chandrayaan-2 dijadwalkan untuk meluncur dari dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di Pulau Sriharikota, India. Menurut rilis dari ISRO, misi tersebut menghabiskan biaya sebesar ₹603 Crore, atau sekitar 91 juta dolar AS.

Rincian Misi

Seperti yang telah disinggung di atas, Chandrayaan-2 merupakan tiga wahana antariksa terpisah; pengorbit, pendarat, dan penjelajah. Ketiganya memiliki tugas yang berbeda-beda, namun juga saling terhubung satu sama lain.

Pengorbit
Wahana antariksa pengorbit pada Chandrayaan-2 akan mengorbit Bulan pada ketinggian 100 km dari permukaannya. Wahana pengorbit tersebut akan membawa lima instrumen ilmiah, yang mana tiga di antaranya merupakan instrumen baru dan dua lainnya merupakan versi perbaikan dari yang pernah disematkan pada Chandrayaan-1.

Massa saat peluncuran kira-kira 1.400 kg. Wahana pengorbit akan dilengkapi instrumen Orbiter High Resolution Camera (OHRC), yang nantinya akan melakukan pengamatan resolusi tinggi terhadap lokasi pendaratan sebelum wahana pendarat dipisahkan dari orbit.

Pendarat
Tidak seperti wahana antariksa Chandrayaan-1 yang mendarat di Bulan secara "kasar", wahana pendarat pada Chandrayaan-2 akan melakukan pendaratan "lembut" di permukaan Bulan untuk kemudian melepaskan wahana antariksa penjelajah.

Wahana antariksa pendarat tidak akan melakukan kegiatan ilmiah apapun, ia hanya bertugas mengirimkan wahana antariksa penjelajah yang mirip dengan robot penjelajah Mars Curiosity milik NASA. Perkiraan massa pendarat dan penjelajah adalah 1.250 kg.

Awalnya, wahana pendarat tersebut dijadwalkan untuk dikembangkan oleh Rusia yang bekerja sama dengan India. Ketika Rusia menyatakan ketidakmampuannya untuk merancang pendarat tersebut bahkan setelah deadline diperpanjang hingga tahun 2015, ISRO pun memutuskan untuk mengembangkan sendiri wahana pendaratnya.

Tim peneliti ISRO pun menyiapkan dengan sangat teliti dan hati-hati untuk wahana pendarat ini. Salah sedikit saja, pendarat dan penjelajah bisa jatuh bebas di Bulan sehingga hancur berkeping-keping dan tak bisa digunakan.

Wahana pendarat akan dilengkapi kamera beresolusi tinggi, kamera navigasi, kamera penghindaran bahaya, mesin utama cair 800 N (180 lbf) yang mudah digunakan, serta alat pendorong, altimeter, meteran kecepatan, akselerometer, dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk menjalankan komponennya. Mesin utama pendarat telah berhasil menjalani uji ketinggian selama 513 detik.

Penjelajah
Inilah yang paling menarik, wahana penjelajah. Massa wahana penjelajah ini mencapai 20 kg, ia akan beroperasi dengan tenaga surya. Wahana penjelajah bisa dikendalikan dari Bumi untuk bergerak di permukaan Bulan. Penjelajah ini memiliki misi utama melakukan analisis kimia di Bulan dan mengirim data ke pengorbit di atasnya yang akan mengarahkannya ke stasiun Bumi.

Wahana penjelajah ini juga dikembangkan sendiri oleh ISRO, setelah Rusia terbukti tidak mampu memberikan kontribusi pada misi tersebut. Setidaknya, ISRO mengembangkan tiga subsistem untuk menyediakan mobilitas penjelajah.

Pertama, penjelajah dilengkapi instrumen penglihatan 3D berbasis kamera stereotip, yang akan memberikan tim pengontrol di Bumi tampilan 3D dari permukaan Bulan. Kedua, kontrol traksi kinematik, yang akan memungkinkan penjelajah untuk mengetahui di mana saja medan permukaan Bulan yang kasar untuk dihindari.

Dan ketiga, motor kontrol dan dinamik. Penjelajah akan memiliki enam roda, masing-masing digerakkan oleh motor listrik. Empat roda di antaranya akan mampu melakukan kemudi mandiri. Sebanyak 10 motor listrik akan digunakan untuk traksi dan kemudi.

Nah, itulah sedikit informasi tentang misi kedua India menuju Bulan. Kira-kira, pembahasan Bumi datar di Indonesia sudah sampai mana ya?


Sumber: ISROIndian Express, The Hindu.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com